Tragis! Kabur dari Pesantren, ABG 13 Tahun Ditemukan Gantung Diri di Pasar
Pada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya. Tapi diantarkan kembali oleh orangtuanya tapi kabur lagi.
Tragis! Kabur dari Pesantren, ABG 13 Tahun Ditemukan Gantung Diri di Pasar
Seorang remaja laki-laki, GD (13), ditemukan tewas tergantung di Pasar Megang Sakti, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Kematian korban diduga kuat murni karena gantung diri.
-
Bagaimana mahasiswa di Sleman tewas gantung diri? Sang ayah pada mulanya datang ke kos korban untuk mengantar makanan pukul 09.00. Sampai di kos, ayah korban mengetuk pintu, namun tidak dibuka oleh anaknya. Ayah korban meninggalkan makanan yang dibawanya di meja depan kamar korban. Selesai kerja, sang ayah kembali ke kosan anaknya pukul 11.30 WIB. Namun pintu kosan korban masih tertutup. Sang ayah mulai curiga karena tak ada tanggapan saat pintu diketuk. Ia kemudian memanggil pemilik kos untuk meminta kunci cadangan, namun pintu tetap tidak bisa dibuka. Keduanya kemudian berinisiatif melepas engsel jendela kamar korban. Saat berhasil masuk, korban sudah ditemukan tergantung di pojokan kamar kos.
-
Apa yang membuat pria di Bantul gantung diri? Kapolsek Dlingo, AKP Basungkowo, menyebutkan EBW diduga memilih gantung diri karena depresi. Namun ia tak menjelaskan penyebab depresi yang dirasakan EBW secara lebih lanjut.
-
Bagaimana remaja itu bunuh diri? Diduga remaja tersebut bunuh diri dengan cara loncat dari ketinggian.
-
Kenapa remaja itu bunuh diri? 'Aku jg ingin bahagia dan memiliki kehidupan normal'. 'DUNIA INI INDAH, TAPI TIDAK DENGAN DUNIAKU'. 'Im gagal'.
-
Kenapa gadis tersebut dikubur dengan bando? Mengapa gadis tersebut dikubur menggunakan bando masih belum dapat dijelaskan. Namun ada yang mengaitkannya dengan transisi masa remaja menuju dewasa.
-
Dimana kejadian bunuh diri terjadi? Polisi juga menyelidiki motif kasus empat orang yang ditemukan tewas diduga bunuh diri terjun dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) pada Sabtu (9/3/2024) sore.
Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari. Di tubuhnya ditemukan kantong plastik berisi kertas, peci sekolah, topi, rokok, korek api, pena, sarung, dan kain.
Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil. Lampu mobil tersorot ke salah satu lapak dan di dalamnya terlihat seorang anak laki-laki yang tergantung.
Hal itu membuat saksi menghubungi pemilik lapak dan warga berkerumun di TKP. Identitas korban dikenali oleh seorang pekerja keamanan pesantren tempat korban sekolah yang datang ke lokasi.
"Korban ditemukan tewas gantung diri di lapak pasar. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya," ungkap Kapolres Musi Rawas AKBP Andi Supriadi.
Andi menyebut korban adalah santri Madrasah Tsanawiyah di salah satu pondok pesantren di kabupaten itu. Pada 22 September 2024, korban pergi dari pondok dan pulang ke rumahnya.
Orangtua korban curiga kepulangan korban sehingga menghubungi pesantren. Ternyata sekolah tidak libur dan korban tidak mengikuti perkemahan di sekolahnya.
Beberapa hari kemudian, korban diantar kembali ke pesantren oleh orangtuanya. Pada 2 Oktober 2024, keluarga kaget bukan main mengetahui bahwa korban tak ada di pesantren. Guru-gurunya pun tidak menemukan korban di lingkungan pesantren.
Seorang saksi menyebut melihat korban berada di sekitar pasar sore kemarin. Pencarian terus dilakukan tetapi tak membuahkan hasil.
"Orangtua sempat bilang ke saksi biarkan dulu, siapa tahu besok ada niatnya untuk belajar, pulang ke pondok. Ternyata korban ditemukan tewas gantung diri" kata Andi.
Setelah dilakukan visum dan dipastikan murni gantung diri, jenazah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. Keluarga menerima peristiwa itu adalah musibah dan tidak melanjutkan ke proses hukum.