Tak Sanggup Bayar Sekolah Anak, Pedagang Ayam di Bogor Nekat Gantung Diri
Seorang pedagang ayam potong berinial P (53) ditemukan tewas gantung diri di kediamannya, Kelurahan Cirimekar, Cibinong, Bogor.
Seorang pedagang ayam potong berinial P (53) ditemukan tewas gantung diri di kediamannya, Kelurahan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis September 2024 dini hari. Korban diduga bekat mengakhiri hidup lantaran tak sanggup menanggung biaya sekolah anaknya.
Pasalnya, P sempat menanyakan terkait biaya sekolah kepada anaknya, R pada Rabu 4 September 2024 sekitar pukul 23.30 WIB. Namun, tak tama kemudian, pada pukul 02.15 WIB, P ditemukan tewas gantung diri.
Kapolsek Cibinong Waluyo menjelaskan, berdasarkan keterangan istri korban (S), suaminya sehari-hari berjualan ayam potong di Pasar Cibinong dan selalu berangkat pukul 02.00 WIB dengan berpamitan kepada istri.
"Nah tadi itu, tidak berpamitan. Saat saksi (istri) korban mau ke kamar mandi untuk buang air, dia melihat pintu dapur sudah terbuka. Sempat mencari suaminya dan melihat sudah meninggal tergantung di pojok rumah bagian belakang pada seutas tali tambang berwarna hijau," jelas Waluyo.
Saksi terkaget dan berteriak mengundang suara para kerabat berdatangan dan akhirnya di bantu kerabat menghubungi Piket reskrim Polsek Cibinong. Selanjutnya, piket reskrim beserta piket fungsi dipimpin pawas mendatangi TKP selanjutnya melakukan evakuasi terhadap jenazah korban.
Saksi kemudiak berteriak histeris melihat suaminya gantung diri. Kerabat dan tetangga pun berdatangan, kemudian menghubungi Polsek Cibinong dan langsung mengevakuasi korban.
Tak Sanggup Bayar Sekolah Anak
Dugaan sementara, P nekat mengakhiri hidup karena faktor ekonomi. Diduga P tak sanggung menanggung biaya sekolah anaknya. Hal itu diperkuat oleh adanya perbincangan korban dengan anaknya terkait biaya sekolah.
"Sebelum ditemukan meninggal itu, korban sempat komunikasi dengan anaknya dan menanyakan terkait biaya sekolah anaknya tersebut. Jadi dugaan sementara karena faktor ekonomi," jelas Waluyo.
Keluarga pun menolak untuk dilakukan autopsi kepada korban dan telah menerima peristiwa ini sebagai musibah. Sehingga korban langsung dimakamkan secara layak.