Truk sampah mengular di Bekasi, Pemprov DKI akui alat berat terbatas
Truk sampah mengular di Bekasi, Pemprov DKI akui alat berat terbatas. Penyebab antrean belasan jam truk sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang karena terbatasanya jumlah alat berat serta pasokan bahan bakar minyak (BBM).
Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengakui penyebab antrean belasan jam truk sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang karena terbatasanya jumlah alat berat serta pasokan bahan bakar minyak (BBM).
"Satu alat berat jatah BBM-nya hanya untuk beroperasi selama 12 jam, sementara titik buang dipaksa harus buka selama 24 jam," kata Ketua Satuan Pelaksana Pemrosesan Akhir Sampah pada Dinas Kebersihan DKI, Rizky Febrianto, Selasa (18/10).
Menurut dia, jatah pembelian BBM tersebut sudah diatur di dalam peraturan gubernur. Sehingga, jika BBM sudah habis dalam hari itu, alat berat bisa beli lagi BBM pada hari berikutnya atau sudah ganti tanggal.
Ia mengatakan, ada empat titik buang yang dibuka di TPST Bantargebang. Dua titik buang masing-masing dengan enam unit eskavator, dan dua titik buang lagi masing-masing ditempatkan tiga eskavator.
"Dua titik buang harus dilakukan buka tutup, maksimal dibuka hanya 10-12 jam, karena kuota BBM untuk alat beratnya tidak mencukupi," kata Rizky.
Rizky mengatakan, idealnya ada 50 eskavator yang dioperasikan di TPST Bantargebang. Dengan jumlah alat berat sebanyak itu, maka pembelian BBM juga akan bertambah, sehingga alat berat bisa beroperasi secara bergantian dengan masing-masing operasi selama delapan jam.
"Semua titik buang bisa dibuka selama 24 jam. Dengan begitu, antrean truk sampah tidak lama seperti sekarang ini," ujar Rizky.
Sopir truk sampah DKI Jakarta di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang keluhkan lamanya antrean. Lamanya antrean ini sejak pengelolaan diambil alih pemerintah dari swasta, antrean truk sampah di sana terjadi hingga berjam-jam.
"Sekarang minimal antre di titik buang 10 jam, padahal dulu paling lama hanya empat jam," kata sopir truk asal Cengkareng, Ardi, saat ditemui merdeka.com di TPST Bantargebang, Senin (17/10).
Pada hari Minggu kemarin, dia mengaku baru bisa keluar dari titik buang pada pukul 14.00 WIB. Padahal, dia masuk ke TPST Bantargebang pada Sabtu (15/10) malam sekitar pukul 22.00 WIB.
"Antrean sekarang paling parah sejak saya bekerja menjadi sopir truk sampah," kata warga Kapuk, Jakarta Barat ini.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok malah menuding lamanya antrean buang sampah karena ada permainan di dalam. Adapun, adanya kekurangan alat berat, mantan politisi Gerindra itu menganggap bukan permasalahannya. Sebab kemungkinan ada pihak manajemen yang coba mempermainkannya.
"Saya sudah suruh periksa ada juga kemungkinan orang dalam main. Tujuannya apa? Mau minta sama saya, enggak sanggup lagi pak, kita kerja pak, mesti kerja sama swasta lagi. itu kan tergantung orang," ujarnya.