Unjuk rasa anti tambang, 2 warga Banyuwangi dikabarkan tertembak
Kapolres menjelaskan massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI.
Dua warga antitambang di kawasan Gunung Tumpang Pitu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dikabarkan tertembak saat melakukan unjuk rasa di lokasi tambang emas tersebut, Rabu (25/11) sore.
"Kami mendapat informasi dua warga tertembak, namun belum bisa memastikan apakah mereka benar-benar tertembak, karena aparat kepolisian hanya menggunakan peluru karet," kata Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama seperti dikutip dari Antara, Kamis (26/11).
Dia mengatakan jumlah warga yang melakukan demonstrasi penolakan tambang emas Tumpang Pitu, Kecamatan Pesanggaran, tersebut sekitar 600 orang dan jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan jumlah aparat kepolisian gabungan sebanyak 400 personel.
"Ada satu anggota Polres Banyuwangi yang terluka akibat lemparan batu para pengunjuk rasa hingga harus mendapat perawatan di klinik PT BSI dan beberapa anggota lain juga terkena pukulan batu tersebut," tuturnya.
Bastoni menjelaskan massa telah melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah sarana dan prasarana milik PT BSI di sekitar lokasi penambangan emas di Kecamatan Pesanggaran.
"Massa membakar kendaraan penambang, kantor pengamanan, dan camp milik PT BSI. Kemarahan warga antitambang itu merupakan akumulasi puncak tuntutan penutupan tambang emas di Tumpang Pitu, namun kami duga ada provokator hingga menyebabkan warga berbuat anarkis," paparnya.
Dia mengatakan warga menolak keras keberadaan tambang emas di Tumpang Pitu, namun sejauh ini aparat kepolisian tidak bisa menutup tambang itu karena semua izin yang dimiliki PT BSI sudah sesuai dengan prosedur.
"Kami terus berupaya melakukan negoisasi dengan warga, agar suasana kondusif di sekitar pemukiman warga di Kecamatan Pesanggaran," katanya.
Pantauan di lapangan, situasi di sekitar lokasi penambangan emas di Tumpang Pitu hingga Rabu malam masih mencekam dan ratusan personel aparat kepolisian siaga satu untuk mengamankan lokasi tambang emas tersebut.
Penyerbuan warga ke area tambang emas Tumpang Pitu itu adalah bentuk kekecewaan karena hingga kini kawasan tambang tersebut tidak ditutup dan terus melakukan eksploitasi tambang emas, padahal seluruh warga menolak pertambangan tersebut.