Upaya Dorong Generasi Muda Berikan Solusi Inovatif buat Ketahanan Pangan Lewat Business Case Competition
Pentingnya kontribusi generasi muda dalam menciptakan solusi nyata untuk keberlanjutan pangan.
Nyubi Nyoba dari Telkom University dan 3mpower dari Institut Teknologi Bandung masing-masing dari kategori S1 dan S2, berhasil membawa pulang gelar Juara Pertama PKT-GAMA Business Case Competition 2024 (PKT-GAMA BCC 2024).
Babak final kompetisi berlangsung pada Gedung Sasono Adiguno, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, diikuti oleh 10 tim terbaik yang terdiri dari lima tim kategori S1 dan lima tim kategori S2, setelah melalui proses seleksi yang sangat kompetitif.
- Dukung Generasi Muda Berkarya, PT PNM Gelar Kompetisi Video Bertema Inspirasi Sosial
- Cari Solusi Masalah Lingkungan, Yayasan BUMN Ajak Wirausaha Berkompetisi & Tawarkan Hibah Rp3 Miliar
- PNM Ajak Nasabah Unggulan #CariTauLangkahBaru Usaha Daur Ulang
- Begini Inovasi Dikembangkan Pupuk Kaltim untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
PKT-GAMA BCC merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT), bekerja sama dengan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (KAFEGAMA) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Tahun ini, tema 'Indonesia Food Sustainability' diangkat untuk menjawab tantangan strategis ketahanan pangan nasional di tengah dinamika global yang semakin kompleks.
Direktur Operasi Pupuk Kaltim F Purwanto menyampaikan pentingnya kontribusi generasi muda dalam menciptakan solusi nyata untuk keberlanjutan pangan.
"Di sinilah peran generasi muda sebagai agen perubahan sangat dibutuhkan, untuk berkontribusi secara langsung menyelesaikan masalah strategis bangsa, terutama di bidang keberlanjutan pangan. Tema 'Indonesia Food Sustainability' yang diangkat tahun ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi Indonesia, terutama di tengah dinamika global yang kian kompleks," ujar Purwanto, Senin (2/1).
Kompetisi ini menarik lebih dari 200 tim mahasiswa dari berbagai universitas nasional dan internasional, termasuk UGM, ITB, UI, National University of Singapore, dan University of Warwick. Setelah serangkaian seleksi administratif dan babak preliminary, hanya 10 tim terbaik yang melaju ke Grand Final.
Di babak final, peserta kembali diuji kemampuannya untuk berpikir kritis dan menawarkan solusi bisnis inovatif dalam menjawab tantangan keberlanjutan pangan di Indonesia kepada panel juri yang terdiri dari pakar industri, akademisi, dan manajemen Pupuk Kaltim.
Ketua KAFEGAMA dan anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Friderica Widaysari Dewi, turut mengungkapkan apresiasinya terhadap kemampuan generasi muda untuk meneruskan kepemimpinan bangsa.
"Melihat presentasi hari ini, saya memiliki kepercayaan yang besar bahwa masa depan Indonesia ada di tangan yang tepat. Saya berharap kompetisi ini menjadi batu loncatan untuk kalian (para partisipan). Saya juga berharap kompetisi ini dapat berlangsung di tahun yang mendatang, karena ini merupakan bagian dari upaya kami mempersiapkan pemimpin Indonesia masa depan," ujar Friderica.
Sebagai produsen pupuk urea terbesar di Indonesia, Pupuk Kaltim terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Pupuk Kaltim tidak hanya memproduksi pupuk berkualitas tinggi tetapi juga aktif mengembangkan berbagai inisiatif strategis untuk mendukung produktivitas pertanian. Melalui program Makmur dan Agrosolusion, dan juga teknologi pertanian presisi Pupuk Kaltim menciptakan ekosistem yang mendukung petani mengoptimalkan hasil panen dengan pendekatan berkelanjutan.
Kompetisi seperti PKT-GAMA BCC adalah salah satu langkah strategis Pupuk Kaltim untuk melibatkan generasi muda dalam menghadirkan solusi inovatif guna mendukung ketahanan pangan nasional.
"PKT-GAMA BCC adalah bagian dari komitmen Pupuk Kaltim dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia unggul melalui kolaborasi dengan institusi pendidikan dan komunitas. Kami berharap kompetisi ini terus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menjembatani dunia pendidikan dengan industri, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan mendukung visi Indonesia Emas 2045," tutur Purwanto.