Upaya Mengungkap Penyebab Jatuhnya Dua Pesawat Super Tucano
Kasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Kasau telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Sehingga penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki.
Upaya Mengungkap Penyebab Jatuhnya Dua Pesawat Super Tucano
Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam menginvestigasi kecelakaan dua pesawat Super Tucano di Taman Nasional Bromo Tengger, Semeru, Jawa Timur, Kamis (16/11) lalu.
“Pertama mengenai investigasi Super Tucano ya, kita TNI AU baru saja mengalami musibah terjadinya kecelakaan dua pesawat Super Tucano,” ujar Fadjar di Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (4/12).
Terkait investigasi tersebut, Fadjar telah mengeluarkan surat perintah penyelidikan. Adapun, proses penyelidikan masih berlangsung hingga saat ini. Dalam prosesnya, TNI pun menggandeng KNKT.
Sebagai informasi, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, disingkat KNKT, adalah sebuah lembaga pemerintahan yang nonstruktural di Indonesia. Salah satu tugas KNKT adalah untuk menginvestigasi kecelakaan transportasi.
“Pada minggu lalu saya sudah mengeluarkan surat perintah untuk dibentuknya penyelidikan untuk kecelakaan ini. Dan memang sekarang sedang berproses, sedang dilaksanakan juga melibatkan dari beberapa institusi di luar (eksternal) seperti KNKT,” tuturnya.
Lebih lanjut, Marsekal TNI Fadjar mengaku pihaknya belum mendapat informasi terbaru mengenai kecelakaan tersebut. Kendati demikian, ia menyebut adanya elemen yang dapat membantu penyelidikan, seperti black box dalam pesawat.
“Kami belum mendapatkan update tentang kecelakaan itu, tetapi ada hal-hal yang memang bisa membantu, karena pesawat Super Tucano memiliki semacam black box. Tetapi kita tidak mengatakan black box itu hanya sebagai peralatan untuk sebetulnya untuk merekam penerbangan khususnya apabila sedang melaksanakan penembakan dan lain sebagainya,” jelasnya.
“Apabila nanti sudah kita ketahui baik apakah itu kesalahan teknis ataupun kesalahan dari manusia tentunya akan menjadi evaluasi kita untuk memperbaiki kedepannya,” sambung Fadjar.
Kasau Marsekal TNI Fadjar menambahkan, apabila ditemukan kesalahan sistem atau teknis, pihaknya akan melakukan evaluasi penyebabnya.
Sementara itu, jika terdapat human error, yang dievaluasi adalah pola pembinaan para penerbang.
“Apabila itu ditemukan adanya kesalahan teknis tentunya kita akan mengevaluasi penyebab-penyebabnya ataukah sistem pemeliharaannya. Apabila itu kesalahan manusia, kita evaluasi bagaimana pola pembinaan para penerbang kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano mengalami kecelakaan di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11) siang.
Pesawat Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 diduga menabrak lereng gunung akibat cuaca buruk. Lokasi jatuh pesawat di dua tempat yakni Desa Gunung Kundi, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan dan Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan.
Korban meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut adalah alm Mayor Pnb Yuda A. Ceta (Pilot) dan Kol Pnb Subhan. Keduanya bersama berada dalam pesawat Super Tucano TT-3103.
Sementara korban lain atas nama Kol Widiono Hadiwijaya berada dalam satu pesawat dengan Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Pilot). Keduanya berada dalam pesawat TT-3111.