Update Bencana di Sulawesi Selatan: 79 Meninggal dan Satu Warga Hilang
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin putih beliung itu terjadi di 13 kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan. Status tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari sejak 23 Januari 2019 hingga 6 Februari 2019.
Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) melansir data terbaru korban bencana alam di Sulawesi Selatan. BNPB mencatat hingga hari ini korban meninggal dunia akibat bencana yang terjadi pada 21-22 Januari itu mencapai 79 dan satu orang hilang.
"Dampaknya adalah 79 jiwa meninggal, hilang 1 jiwa, luka-luka 48 jiwa, mengungsi 5.506 jiwa, rumah rusak 1.397 unit, rumah tenggelam 22.506 unit," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (31/1).
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Apa yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengatasi banjir di kawasan Kampung Lebak? “Rumah pompa dibangun untuk mengantisipasi banjir. Harapannya, ketika hujan deras, warga di sini tidak kebanjiran,” ungkapnya.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Dimana lokasi yang menjadi fokus perhatian Pemkab Banyuwangi dalam mengantisipasi banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
-
Kapan wilayah di Denpasar dan Badung dilanda banjir? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
-
Siapa yang terdampak bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Dia mengatakan, data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
Sutopo melanjutkan, jembatan terdampak bencana alam itu mencapai 56 unit. Kemudian sawah terendam 12.785 hektar. Sekolah terdampak 56 unit. Tempat peribadatan terdampak 12 unit. Pemerintah 31 unit dan pasar terdampak 2 unit.
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan angin putih beliung itu terjadi di 13 kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan. Status tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari sejak 23 Januari 2019 hingga 6 Februari 2019.
BNPB juga telah memberikan upaya bantuan dana siap pakai sebesar Rp 1,1 miliar. Kemudian, BPBD Provinsi Sulawesi Selatan bersama dengan TNI, Polri, Basarnas, Tagana, Dinkes, SKPD, dan relawan juga telah melakukan evakuasi dan memberikan bantuan logistik serta pelayan kesehatan pada korban selamat.
"TNI juga membangun jembatan darurat bailey, dan dapur lapangan telah didirikan untuk makan dan minum pengungsi," tandas Sutopo.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Update Data Bencana di Sulsel: 78 Orang Meninggal dan 3 Warga Hilang
Respons Arahan Jokowi, Kemensos Salurkan Bantuan Banjir Sulsel Rp 1,3 Miliar
Tim SAR Cari Korban Longsor di Kabupaten Gowa
Wapres JK Terbang ke Makassar Tinjau Bencana Banjir
Wapres Jusuf Kalla Tinjau Lokasi Banjir di Sulawesi Selatan
BNPB: 69 Meninggal Dunia Akibat Bencana di Sulawesi Selatan
Kemensos Pastikan Santunan Ahli Waris Korban Banjir Sulsel Segera Disalurkan