Update terbaru temuan KNKT soal jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP
Namun, dalam penyelidikan awal KNKT menemukan hal-hal yang mencurigakan terhadap kondisi pesawat. Berikut temuan-temuan KNKT:
Komite Nasional Keselamatan Penerbangan (KNKT) masih terus melakukan penyelidikan terkait kecelakaan maskapai Lion Air PK-LQP. Pesawat tujuan Jakarta - Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Karawang, Senin (29/10) lalu. Penyebab jatuhnya pesawat masih dalam tahap penyelidikan.
Namun, dalam penyelidikan awal KNKT menemukan hal-hal yang mencurigakan terhadap kondisi pesawat. Berikut temuan-temuan KNKT:
-
Bagaimana cara Lion Air merawat pesawatnya? Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional. Setiap pesawat diperlakukan (penanganan) penuh perhatian dan ketelitian, mengikuti regulasi yang ketat industri penerbangan.
-
Kenapa pesawat Lion Air masuk bengkel? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Apa saja jenis perawatan yang dilakukan pada pesawat Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
-
Kapan pesawat Lion Air masuk bengkel untuk perawatan? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
Adanya penggantian sensor angle of attack
Dari hasil analisi flight data recodres (FDR) dan dokumen perawatan pesawat Lion Air, Tim investigasi KNKT menemukan adanya penggantian sensor angle of attack (AOA). Teknisi pesawat mengganti AOA saat pesawat mendarat di Bali setelah terbang dari Manado, Sulawesi Utara.
Seperti diketahui, sensor ini bekerja dengan cara menentukan posisi relatif hidung pesawat dan membandingkannya dengan pergerakan arus udara di sekitarnya. Sensor ini berfungsi memastikan pesawat tidak menukik ataupun kehilangan ketinggian saat terbang.
Ada kerusakan sensor AOA
Teknisi pesawat mengganti AOA saat pesawat mendarat di Bali setelah terbang dari Manado, Sulawesi Utara. Tetapi penggantian AOA ini diduga tidak sempurna.
Dari hasil penyelidikan FDR, KNKT menemukan kerusakan dari sensor AOA. Temuan ini didapat setelah dilakukan pencarian sumber masalah secara sistematis. Lalu ditemukan kerusakan pada sensor itu. "Yang rusak adalah AOA," ucap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.
"Jadi, kalau pesawatnya seperti ini (kondisi mendatar), ini nol, tapi kalau pesawatnya naik, nah itu AOA itu berapa derajat terhadap aliran udara akan terbaca," katanya.
Gerak hidung pesawat berlebihan
Ini juga dampak rusaknya AOA. KNKT bekerja sama dengan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat (AS) menemukan alat sensor yang tak berfungsi. Diduga ini menjadi penyebab kecelakaan Lion Air saat itu.
FAA mengatakan data yang salah dari sensor angle of attack, yang membantu mencegah pesawat dari stalling dan diving, dapat menyebabkan awak pesawat mengalami kesulitan untuk mengendalikan pesawat. "Dan mengarah ke gerak hidung yang berlebihan, kehilangan ketinggian yang signifikan, dan kemungkinan berdampak dengan medan," tulis FAA.