Vaksin Covid-19 Merah Putih Baru Bisa Digunakan Awal Tahun 2022
Amin menjelaskan, Indonesia membutuhkan waktu cukup lama menghasilkan vaksin Covid-19.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menargetkan, Vaksin Merah Putih yang saat ini diriset baru bisa disuntikkan kepada masyarakat pada awal 2022. Saat ini, Eijkman masih membutuhkan waktu melakukan pengujian vaksin.
"Jadi Vaksin Merah Putih ini, kalau kita bisa memperpendek proses diharapkan awal tahun depan, Q1 baru mulai bisa diberikan kepada masyarakat," ujar Amin dalam diskusi daring, Jakarta, Jumat (21/5).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Amin menjelaskan, Indonesia membutuhkan waktu cukup lama menghasilkan vaksin. Sebab, sebelumnya Indonesia belum memiliki pengalaman memproduksi vaksin mandiri.
"Ini kita sadar kita belum punya pengalaman vaksin sendiri jadi kita butuh waktu yang lama. WHO saja memperkirakan Vaksin Merah Putih minimum 18 bulan, makanya kita perkirakan sekitar 2 tahunan," katanya.
Kondisi ini, kata Amin, membuat Indonesia harus mengandalkan impor vaksin untuk sementara waktu. "Sambil menunggu, kita pakai darimana pun selama mememnuhi persyaratan BPOM dan Kemenkes. Ini untuk jangka pendek dan sementara," katanya.
Dalam memproduksi vaksin ideal, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Eijkman. Pertama, aman atau tidak ada efek samping. Kedua, efektif atau kekebalan seumur hidup dengan satu pemberian. Ketiga, mencegah status karier.
"Keempat, tidak mempersulit tes diagnostik. Selanjutnya, stabil, harganya harus murah, mudah diproduksi, diterima oleh pemerintah. Dan diterima oleh Masyarakat dalam hal ini, halal," tandas Amin.
Baca juga:
Usai Vaksinasi Covid-19, 20 Lansia di Semarang Meninggal Dunia Akibat Komorbid
Gubernur Sumut Bakal Pecat ASN Terlibat Kasus Penjualan Vaksin Covid-19
Pfizer dan Moderna Minta Klausul Bebas Hukum dari KIPI, Pemerintah Masih Nego
Seniman dan Budayawan Vaksinasi Dosis Kedua di Hari Kebangkitan Nasional
Vaksinolog: Manfaat Vaksin AstraZeneca Lebih Besar Daripada Risikonya