Viral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
Viral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
Beredar video warga cek-cok dengan anggota Bhabinsa TNI. Warga tersebut kesal karena pengunjung dicegah bermain selancar di bendungan Plered Sungai Banjir Kanal Barat (BKB) Kota Semarang dengan alasan berbahaya demi keselamatan diri.
- Viral Momen Kedekatan Cucu dengan Neneknya, Sikap Manisnya Bikin Iri Warganet
- Viral Anggota TNI Gedor Pintu Sambil Teriak & Ancam Tembak Elite Gerindra Sulsel Sampai Anak-Istri Korban Takut
- Viral TPS 119 Cimanggis Depok Kekurangan Surat Suara, Warga Resah Tak Bisa Nyoblos
- Viral Anggota TNI AL Dikeroyok Brimob di Maluku, Begini Penjelasan Kapuspen
Cekcok warga dan anggota TNI tersebut viral di media sosial. Di lihat dari akun instagram @memomedsos_official, tampak beberapa warga mengerumuni anggota TNI.
"Saya tidak melanggar hukum pak. Ini handphone saya, beli kuota saya sendiri. Jangan seenaknya, bapak anggota (TNI) mengayomi masyarakat. Kita cari hiburan masyarakat dan ini (bendungan BKB) gratis masyarakat umum. Jangan cari muka, harusnya menganyomi," teriak seseorang yang terekaman video.
Dikonfirmasi, Koordinator Pintu Air Bendung Simongan, Bayu Wanapati mengatakan, cekcok warga dengan anggota TNI di bendungan BKB Semarang terjadi pada Rabu (17/7) sore.
Kegiatan itu berbarengan Camat Semarang Barat, Lurah Preled, beberapa staff camat serta lurah, dan Babinsa wilayah Preled melaksanakan kegiatan imbauan agar masyarakat tertib dan hati-hati saat bermain seluncuran pada selasa (16/7).
"Bendung Simongan ini bukan wilayah Pemkot Semarang. Tanggungjawabnya di Kementrian PUPR dan ada larangan yang terpasang sehingga terjadi pro kontra. Sedangkan wali kota kemarin tidak melarang," kata Bayu (18/7).
Kemudian Babinsa Preled yakni Serma Dylan kemudian dimintai pendapat untuk mencarikan solusi mengenai pro kontra terkait larangan bermain di sungai BKB tersebut. Demi keselamatan banyak orang, Serma Dylan mengambil keputusan kegiatan seluncuran itu harus dibubarkan.
"Bendungan BKB itu kan bukan tempat wisata, tempat ini berbahaya. Intinya pengen keselamatan anak-anak terjaga," ungkapnya.
Namun karena tiap hari bendungan BKB ramai pengunjungnya, Serma Dylan bergegas ke Bendungan BKB untuk memberi imbauan dan mencegah warga bermain di area berbahaya tersebut.
Ketika Serma Dylan mendatangi lokasi, tidak ada satu pun warga yang berani turun ke Bendungan BKB. Mereka yang hendak berseluncuran berkumpul di satu tempat.
Situasi kemudian tidak kendali, Bayu mengatakan banyak anak-anak dari sisi timur tetap turun dan bermain seluncuran. Warga kemudian memprovokasi dan menyudutkan Serma Dylan.
Kapendam IV Diponegoro, Letkol Inf Andy Soelistyo mengatakan atas kejadian itu, pihaknya sudah mempertemukan pihak terkait Babinsa bersama masyarakat yang diduga menjadi provokator untuk mediasi.
Terjadinya cekcok warga dengan anggota Babinsa Prelered, kata dia, bisa jadi karena penyampaian komunikasi yang kurang persuasif. Dia menyampaikan apa yang dilakukan Babinsa itu semata-mata untuk keselamatan warga.
"Tugas pokok dari Babinsa itu membina dan menjaga wilayah yang menjadi tanggungjawabnya demi keselamatan dan ketentraman warganya," kata dia.
Imbauan ataupun larangan yang disampaikan oleh Babinsa Preled agar masyarakat tidak bermain seluncuran sebagai bentuk kepedulian.
"Semoga ini tidak lagi menjadi polemik dan kami Kodam IV Diponegoro akan terus hadir untuk rakyat. Bagi kami, rakyat dalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan," tandasnya.