Viral Sampah Tutupi Sungai Citarum Layaknya Daratan
Aliran Sungai Citarum yang berada di Jembatan Babakan Sapan (BBS) Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, kembali menjadi sorotan. Sungai itu viral tertutup sampah.
Aliran Sungai Citarum yang berada di Jembatan Babakan Sapan (BBS) Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, kembali menjadi sorotan. Sungai itu viral tertutup sampah.
- Viral Penampakan Kampus Terbengkalai di Tengah Kota Jogja, Diduga Hampir 10 Tahun Tak Terurus
- Viral Kepala Bocah Tersangkut Kaleng Susu, Aksi Evakuasi Damkar Curi Perhatian
- Viral Keseruan Suasana TPS Dapil Komeng Ketika Dapat Suara, Warga: Spontan Uhuy
- Viral Tingkah Sapi Bersikap Manja ke Pemiliknya, Curi Perhatian Warganet
Viral Sampah Tutupi Sungai Citarum Layaknya Daratan
Video dan foto sungai tertutupi sampah itu diunggah sejumlah akun media sosial pada Selasa (11/6). Saking banyak dan luasnya area yang tertutupi, sampah itu sekilas seperti sebuah daratan.
Berdasarkan informasi dihimpun, kondisi ini sudah terjadi sejak lebih dari sebulan lalu. Hal ini secara tidak langsung mencoreng capaian pemerintah yang menggalakkan Program Citarum Harum.
Program yang sudah berjalan sejak tahun 2018 itu merupakan upaya mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan di Sungai Citarum yang memiliki panjang 297 kilometer melintasi di 13 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Data pada tahun 2023, penanganan pencemaran Sungai Citarum menunjukkan tren bagus. Indikatornya, Indeks Kualitas Air (IKA) meningkat dari 33,43 di tahun 2018 menjadi 50,78.
Status sungai ini pun berubah dari cemar berat menjadi cemar ringan.
Pemerintah pusat menargetkan IKA Citarum mencapai angka 60 di akhir tahun 2025 bertepatan dengan selesainya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin meninjau langsung aliran Sungai Citarum di jembatan BBS Batujajar, Rabu (12/6).
Petugas gabungan dilengkapi alat berat dihadirkan untuk langsung membersihkan sampah.
Berdasarkan hasil peninjauan sampah yang menutup aliran didominasi plastik, sisanya material kayu, hingga tumbuhan merambat. Menurut Bey, berdasarkan laporan yang diterima, kondisi sungai ini semakin parah pekan lalu.
Sumber sampah, khususnya sampah domestik, diduga berasal dari berbagai wilayah. Kondisinya diperparah karena aliran sungai di wilayah ini mengalami pendangkalan akibat sedimentasi.
Bey menargetkan upaya pembersihan sampah yang akan dilakukan maraton bisa rampung selama sepekan ke depan.
"Ada sedimentasi dan ini sampah terus berdatangan dari berbagai wilayah. Urusan sampah ini perlu kerja sama berbagai pihak, pemerintah dan masyarakat juga," kata dia.
"Dan ini akan kita bersihkan mungkin satu minggu satu, lima hari sampai satu Minggu. Ini banyak sekali sampahnya (diduga berasal dari) Bandung Raya, Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Cimahi, Bandung Barat juga," terang dia.
Kemungkinan alat berat yang dikirimkan ke Lokasi akan menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Kebutuhan alat berat ini bukan hanya mengangkut sampah, namun mengeruk sedimentasi.
Di sisi lain, ia berkomitmen bahwa Jawa Barat harus bisa mengurangi volume sampah di hulu pada 2025 hingga 30 persen. Pencapaian ini bisa diraih jika sampah organik bisa dikurangi dari level rumah tangga.
"Itu sudah komitmen semua, pemerintah pusat pemerintah daerah, jadi harusnya semua kepala daerah kembali mengingatkan menginstruksikan seluruh warganya untuk mengurangi. Jadi kalau masyarakat buang sampah di tempatnya kan tidak akan terjadi seperti ini," katanya.
Berat Sampah Diperkirakan Mencapai 100 ton
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtiyas memperkirakan sampah yang berada di area sungai tersebut bisa mencapai 100 ton.
Sampah plastik mendominasi lebih dari setengahnya.
"Kalau dihitung tonase mungkin sekitar 100 ton, yang plastik cukup banyak sekitar 60 persen disamping sampah lain," ucap Prima.
"Sebenarnya di sebelum Saguling ada sekat untuk sampah, tapi ini mungkin karena memang hujan tinggi dan terdeteksi banyak sampah yang terbuang di pinggir sungai," pungkasnya.