Wamenag: Orang Tidak Mudik Sama dengan Berjihad Untuk Kemanusiaan
Zainut mengatakan, dalam keadaan pandemi seperti sekarang orang menghadapi dua risiko, tertular atau menularkan virus, dan keduanya sama-sama bisa membahayakan keselamatan. Orang yang melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman juga menghadapi risiko tersebut.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi menyatakan bahwa tidak mudik Lebaran pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang sama dengan berjihad untuk kemanusiaan.
"Menjaga keselamatan jiwa itu lebih utama dan harus lebih didahulukan dan itu menjadi sangat diutamakan. Orang yang tidak mudik sama dengan berjihad, jihad untuk kemanusiaan," katanya di Jakarta, Senin (3/5).
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kapan biasanya orang-orang mudik? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Kenapa Gunawan tertinggal rombongan saat mudik? Gunawan (55) itu hendak mudik ke Tangerang dari Ciamis bersama keluarganya menggunakan mobil. Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
-
Kenapa Danis Murib ditembak mati? Komando Operasi Gabungan Wilayah (Kogabwilhan) III di Distrik Bibida Kabupaten Paniai menembak mati seorang desertir TNI karena tergabung dalam Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Dia mengatakan, dalam keadaan pandemi seperti sekarang orang menghadapi dua risiko, tertular atau menularkan virus, dan keduanya sama-sama bisa membahayakan keselamatan. Orang yang melakukan perjalanan mudik untuk merayakan Lebaran di kampung halaman juga menghadapi risiko tersebut.
"Tidak mudik lebih baik, karena mudik akan membahayakan saudara dan keluarga," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Zainut menjelaskan, peningkatan mobilitas warga pada masa libur panjang, termasuk pada masa mudik, biasanya diikuti dengan peningkatan kasus penularan Covid-19.
Oleh karena itu, pemerintah memberlakukan kebijakan larangan mudik guna mencegah terjadinya lonjakan penularan virus corona.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir sebelumnya juga mengimbau warga tidak mudik Lebaran tahun ini.
"Karena belum memungkinkan dan sesuai dengan kebijakan pemerintah sebaiknya warga bangsa tidak perlu mudik di tahun ini, apalagi bila mudik itu kemudian kita menjadi tidak disiplin dan menambah penularan Covid-19," kata dia.
"Kita harus berempati kepada tenaga-tenaga kesehatan yang masih berjuang di rumah sakit dan para relawan dalam menghadapi Covid-19 ini," tambahnya.
Haedar mengatakan bahwa memilih untuk tidak mudik pada masa pandemi Covid-19 adalah bagian dari kesalehan.
Baca juga:
Survei: 67 Persen Masyarakat Beri Sentimen Negatif atas Kebijakan Larangan Mudik
Satgas Covid-19 Sebut Kenaikan Kasus di Pulau Sumatera Karena Warga Nekat Mudik
159 Travel Gelap Bawa Pemudik Lebaran Diamankan
Ketua Satgas Minta Pejabat Tak Beda Narasi dengan Presiden Soal Larangan Mudik
Penumpang di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Naik 50 Persen Jelang Masa Larangan Mudik
Pemerintah Diminta Perketat Protokol Kesehatan di Berbagai Sektor