Wamenaker Minta Perusahaan di Kolaka Beri Peluang pada Tenaga Kerja Lokal
Afriansyah Noor, meminta kepada perusahaan-perusahaan di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk memperbanyak menyerap tenaga kerja lokal.
Afriansyah Noor, meminta kepada perusahaan-perusahaan di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk memperbanyak menyerap tenaga kerja lokal.
- Wamenperin: Serap 12,3 Juta Tenaga Kerja, IKM Wujudkan Pemerataan dan Pengentasan Kemiskinan
- Dikawal Dua Menteri, Nasib Tenaga Kerja Indonesia akan Lebih Baik?
- Segera Beroperasi Penuh, Pabrik INKA Banyuwangi Bakal Banyak Serap Tenaga Kerja Lokal
- Sayang Karyawan, Ajik Pengusaha Oleh-oleh di Bali Beri Bonus dan Jalan-jalan ke Singapura
Wamenaker Minta Perusahaan di Kolaka Beri Peluang pada Tenaga Kerja Lokal
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Afriansyah Noor, meminta kepada perusahaan-perusahaan di Kolaka, Sulawesi Tenggara untuk memperbanyak menyerap tenaga kerja lokal.
"Saya meminta perusahaan-perusahaan yang ada harus peduli dengan penyerapan tenaga kerja lokal. Hal tersebut dibutuhkan agar kesempatan masyarakat berusaha dapat seimbang dengan kesempatan masyarakat untuk bekerja," ucap Wamenaker.
Afriansyah menyampaikan pesannya ketika membuka Festival Pelatihan Vokasi dan Jobfair 2024 di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, pada Kamis (22/2/2024).
Lebih lanjut, Wamenaker menyatakan bahwa penyerapan tenaga kerja memiliki signifikansi besar mengingat Indonesia akan menghadapi puncak bonus demografi, di mana struktur penduduk Indonesia akan didominasi oleh kelompok usia produktif dibandingkan dengan kelompok usia non-produktif.
Dia menekankan bahwa hal ini membuka potensi pertumbuhan ekonomi yang besar jika dikelola dengan efektif. "Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dalam memanfaatkan potensi angkatan kerja yang besar ini," ucapnya.
Afriansyah juga menyoroti dampak bonus demografi terhadap pertumbuhan digitalisasi. Dalam konteks ini, ia menekankan perlunya strategi yang tepat, karena tidak semua negara dan kelompok masyarakat dapat merasakan manfaat positif dari era digitalisasi.
"Jika upaya peningkatan kualitas angkatan kerja Indonesia tidak dilakukan secara masif, maka pekerja Indonesia rentan masuk ke dalam kelompok digital underclass, yaitu kelompok yang tidak hanya kurang mengakses dan menggunakan teknologi digital, tetapi juga mereka yang terkena dampak negatif dari digitalisasi,"
ucapnya.
merdeka.com