Wanita Islam minta LGBT tak dimusuhi tapi diobati supaya sadar
Pihaknya akan mensosialisasikan hal itu ke seluruh lapisan masyarakat.
Pengurus Pusat Organisasi Wanita Islam menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, siang ini. Ketua Umum Wanita Islam, Atifah Thaha menjelaskan dalam pertemuan tersebut pihaknya memberikan rekomendasi bahwa Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan sebuah penyakit, sehingga harus diobati.
"Kami tidak mau memakai nama itu (LGBT). Kami punya nama (sebutan) yaitu penyimpangan orientasi seksual. Sehingga kami dari organisasi perempuan, 16 organisasi yang bergabung, wanita Islam yang mengkoordinir. Kami mengadakan FGD dan mengadakan seminar dengan para ahli, psikolog, psikiater, remaja, ahli seksnya kami sudah bicara," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (17/2).
"Yang pertama itu adalah sejenis penyakit. Ada yang penyakit karena keturunan, tapi kecil sekali presentasenya dan itu sudah ada obatnya. Terus kemudian yang lebih besar adalah pengaruh lingkungan. Kemudian mereka berpikir, hubungan orientasi menyimpang itu kan biayanya murah, tidak perlu pakai dana. Kalau narkotika harus beli dll," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan penyimpangan orientasi seksual dapat diobati. Sebab itu, pihaknya akan mensosialisasikan hal itu ke seluruh lapisan masyarakat.
"Nah karenanya kami menyampaikan ini kepada keluarga, ke sekolah-sekolah, ke pesantren, anak-anak, remaja, masyarakat terutama ke ibu-ibu dalam mendidik anaknya. Karena penyimpangan mulai tumbuh dari keluarga," ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan LGBT tak perlu untuk dimusuhi tetapi haruslah diselamatkan dengan diberikan pengobatan.
"Kita sadarkan bahwa itu adalah hal yang menyimpang. Bahwa kenikmatan itu hanya sebentar, kebahagiaan itu hanya sejenak. Itu yang dicoba sadarkan kepada mereka," ujarnya.