Warga Banyuwangi Senang, Lapor Online Langsung Dikirimi Sembako
Seperti diketahui, sejak pertengahan Mei, Banyuwangi membuka pelaporan online untuk mengakomodasi warga terdampak yang belum terjangkau bantuan. Total di Banyuwangi sendiri ada 269.000 keluarga yang menerima bansos dari pusat, provinsi, sampai kabupaten.
Sistem pelaporan online bansos Pemkab Banyuwangi mulai mendistribusikan paket sembako untuk warga yang mendaftar. Warga bisa mendaftarkan dirinya sendiri atau orang lain yang dinilai layak dibantu namun belum menerima bantuan.
Warga yang sudah mendapatkan distribusi paket sembako pun bersyukur dengan sistem online tersebut. Ali Muchsin, seorang pelaku usaha sayur, misalnya. Pendapatan Ali menurun drastis sejak pandemi Covid-19. Harga sayur mayur hasil kebunnya turun.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
"Pendapatan turun. Istri saya mendengar program pelaporan online ini. Lima hari lalu dia mendaftarkan saya, dan alhamdulillah disetujui. Dan kemarin kami terima bantuannya," kata Ali, warga Kecamatan Genteng, Kamis (21/5/2020).
Nurul Afianti, warga lainnya, juga bersyukur ada pelaporan online. Nurul mengaku, pemasukan keluarganya menurun karena usaha warungnya terdampak.
"Saya coba melapor lewat program ini empat hari yang lalu, Alhamdulillah sekarang sudah menerima bantuan," kata Nurul.
Masriati, buruh pembibitan tanaman, juga bersyukur mendapat bantuan tersebut. Dia sudah tak mendapat penghasilan karena tak ada lagi aktivitas pembibitan. Suaminya pekerja bangunan yang garapannya berkurang. Seorang warga melaporkan nasib Masriati tersebut lewat online, dan kemudian lolos verifikasi untuk mendapatkan bantuan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, sampai 21 Mei, ada 5.500 warga yang melapor online. Tapi sekitar 1.000 orang tertolak otomatis karena ketika disilangkan nomor induk kependudukannya (NIK), mereka terdeteksi sudah mendapat bantuan. Misal ada anak mengusulkan dirinya, tetapi bapaknya sudah tercatat di sistem Smart Kampung sebagai penerima BST Kemensos misalnya, maka otomatis tertolak, karena sistem terintegrasi satu keluarga.
"Maka sekarang ada 4.500 pelapor yang diverifikasi. Ada yang sudah tuntas, seperti kemarin disalurkan ke 418 orang untuk Kecamatan Genteng. Hari ini 200 orang untuk kecamatan kota, terus lanjut besok kecamatan lain," ujarnya.
Anas menambahkan, distribusi bantuan dari pelaporan online ini dibagi dalam tahap-tahap pengiriman yang di kluster per kecamatan, karena tidak mungkin dikirim satu per satu setiap hari. "Jadi langsung dalam sehari, kita distribusikan sekian ratus paket biar efektif dan efisien. Maka bisa jadi yang melapor 7 hari lalu, waktu menerima sembakonya bareng dengan yang baru melapor 4 hari lalu," ujarnya.
Seperti diketahui, sejak pertengahan Mei, Banyuwangi membuka pelaporan online untuk mengakomodasi warga terdampak yang belum terjangkau bantuan. Total di Banyuwangi sendiri ada 269.000 keluarga yang menerima bansos dari pusat, provinsi, sampai kabupaten.
"Namun karena dampak pandemi ini dinamis dari hari ke hari, maka warga terdampak yang belum menerima bantuan bisa mengakses pelaporan online. Bisa mendaftar sendiri, bisa mengusulkan orang lain. Untuk jalur konvensional, bisa lapor ke kantor desa, kelurahan, kecamatan," jelas Anas.
(mdk/hhw)