Warga Kali Krukut sudah dibebaskan 2007, tapi belum dieksekusi
"Warga sekitar sempat marah dan ingin menguruk paksa karena bangunan-bangunan itu membuat banjir wilayah kami."
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah melakukan pengerjaan normalisasi sungai dan kali yang ada di Jakarta. Namun, normalisasi tersebut tidak berjalan dengan lancar lantaran sikap warga bantaran kali yang enggan di relokasi.
Permasalahan ini terjadi di Kelurahan Kuningan Barat, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Warga yang berada di bantaran Kali Krukut belum juga dieksekusi penggusurannya. Padahal, wilayah tersebut sudah dibebaskan sejak 2007 lalu.
"Di wilayah tersebut, ada 104 bidang bangunan, 99 itu sudah dibebaskan sejak 2007, jadi sisa 5 bidang yang belum dibebaskan. Itu semua ada di RW 04," ujar Lurah Kuningan Barat Mariana yang ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (21/01).
Topik pilihan: DKI Jakarta | Kemacetan Jakarta
Mariana menegaskan warga setempat juga mencabut plang yang bertuliskan 'Tanah ini Milik Negara' dicabut warga. Bahkan, ada warga yang tidak terkena banjir ingin menguruk wilayah tersebut.
"Warga sekitar sempat marah dan ingin menguruk paksa karena bangunan-bangunan itu membuat banjir wilayah kami," kata dia.
Mariana menambahkan saat ini warga di bantaran kali tersebut masih menghuni bangunan-bangunan yang telah dibebaskan sejak 2007 lalu. "Karena belum adanya eksekusi, mereka masih mendiami rumahnya," tegas dia.
Sementara itu, Camat Mampang Prapatan Fidiyah Rokhim mengatakan normalisasi tersebut sangat dibutuhkan para warga. Pasalnya, wilayah tersebut merupakan pertemuan antara Kali Krukut dan Kali Mampang.
"Ini untuk normalisasi. Warganya saja bisa sampai sepanjang 1-1,5 kilometer. Wilayah itu ada pertemuan di Kali Krukut dan Kali Mampang," pungkas dia.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
Baca juga:
'Berhenti saling menyalahkan soal banjir Jakarta'
Menengok kondisi ribuan korban banjir di Gor Otista
Disdik DKI: 200 Sekolah di Jakarta terendam banjir
Pemprov DKI akui kekurangan mobil toilet untuk korban banjir
Tolak sodetan Ciliwung, Senator Banten sebut Jokowi pencitraan