Warga Lamaholot Bali Berencana Bangun Monumen Jokowi Menangis di Pulau Adonara NTT
Warga perantau dari Flores Timur di Bali yang tergabung dalam Lamaholot Bali mengusulkan dan berencana membangun Monumen Jokowi Menangis di lokasi bekas banjir bandang di Pulau Adonara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Warga perantau dari Flores Timur di Bali yang tergabung dalam Lamaholot Bali mengusulkan dan berencana membangun Monumen Jokowi Menangis di lokasi bekas banjir bandang di Pulau Adonara, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
"Melihat dahsyatnya bencana, awalnya kami bermaksud membangun monumen bencana. Nah, tak disangka pada 9 April, Presiden Jokowi mendatangi Pulau Adonara, melihat langsung kondisi kerusakan akibat bencana dan bertemu para korban," kata Rahman Sabon Nama, inisiator Posko Bali Peduli Adonara di Denpasar, Minggu (25/4). Dilansir Antara.
-
Di mana Benteng Klingker Fort Banjoenjapa berada? Benteng ini berada di tengah belantara hutan Pulau Nusakambangan.
-
Di mana situs Banten Girang berada? Lalu, ada juga situs Banten Girang yang berbentuk gua dan merupakan peninggalan Kerajaan Sunda saat masih menguasai Banten, sebelum berdirinya Kesultanan Surosowan tahun 932 dan 1030 masehi.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Benteng Klingker Fort Banjoenjapa itu apa? Benteng ini disebut Fort Banjoenjapa yang artinya “Jamur yang melingkar” memiliki keindahan arsitektur dengan gaya militer Prancis. Benteng ini memiliki tiga lantai, dengan kondisi lantai tiga sudah hancur.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Peristiwa itu yang menggerakkan komunitas warga Lamaholot Bali untuk membangun Monumen Jokowi Menangis di lokasi bencana paling parah. Yakni di Desa Nele Lamadike, Pulau Adonara.
Guna memuluskan rencana tersebut, dua anggota Lamaholot Bali yakni Donatus Dihe Sanga (Dodis) dan Saiful Saleh (Ipul) pergi ke lokasi bencana alam di Pulau Adonara, Flores Timur pada Minggu.
"Pembangunan monumen ini tidak bermaksud mengabadikan duka para keluarga korban, tetapi semata-mata untuk mengingatkan kepada kita semua bahwa bencana banjir dan tanah longsor itu bisa terjadi kapan saja pada musim hujan sehingga kita lebih waspada," ucapnya.
Selain itu, karena banjir dan tanah longsor itu tergantung dengan kondisi lingkungan sekitar pemukiman masyarakat, sehingga warga semakin menyadari pentingnya menjaga alam sekitar.
"Monumen ini sekaligus mengenang Bapak Presiden Jokowi yang rendah hati dan begitu peduli sehingga rela datang di Pulau Adonara," ujar Rahman yang juga Humas ITB STIKOM Bali itu.
Dia menjelaskan tentang nilai edukasi atas monumen tersebut bagi warga dan generasi yang akan datang.
"Jadi monumen ini ada nilai edukasi bagi kita yang sekarang dan bagi anak cucu kita kelak agar mereka bisa belajar dari monumen ini bahwa di sini pernah terjadi bencana alam yang maha dahsyat. Konsepnya, nanti akan ada sayembara desain monumen, lalu dikerjakan secara gotong royong tetapi 'finishing'-nya terutama pembuatan patung atau dioramanya kita akan libatkan tukang ahli dari Bali," kata Rahman.
Koordinator Posko Bali Peduli Adonara, Petrus Seli Tupen, menambahkan, ide pembangunan monumen diterima pihak terkait, maka Lamaholot Bali sebagai inisiator segera menggalang kerja sama dengan diaspora Flores Timur, khususnya warga Adonara yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
"Apalagi, Ikatan Keluarga Adonara di Batam juga punya ide yang sama dan saya kira grup WhatsApp Epu Orin Adonara juga pasti 'welcome'. Asal kita mau dan ikhlas, soal dana pembangunannya bisa kita cari. Kalau ada 'sharing' anggaran dengan pemda lebih bagus lagi," ucap pria asal Desa Lamawato, Adonara Timur itu.
Mengenai bantuan sosial yang dibawa Dodis dan Ipul, Ketua Lamaholot Bali Yosep Boleng merinci 76 koli barang terdiri atas pakaian layak pakai, kebutuhan perempuan dan anak serta kebutuhan mandi-cuci, sudah diberangkatkan dengan truk dan diperkirakan tiba di Larantuka pada 27 Aprilmendatang.
"Kami bekerja sama dengan Posko Pramuka di Larantuka dan alumni Lamaholot Bali yang sudah ada di Adonara untuk menyalurkan bantuan ke para korban di tujuh kecamatan di Pulau Adonara dan memverifikasi data anak yatim piatu di lapangan," kata dia.
Baca juga:
Siswa Korban Banjir Bandang di Malaka NTT Ujian di Tenda Pengungsian
Banjir Bandang di NTT, PUPR akan Fokus Perbaiki 3 Jembatan Rusak
Korban Bencana di NTT Dapat Beras 1 Kg, Mi dan 1 Telur, PDIP Sebut Bantuan Harus Adil
Kapal Asal Turki Bantu Suplai Listrik ke Daerah Terdampak Badai Seroja di NTT
Korban Bencana NTT Cuma Dapat Bantuan 1 Kg Beras, Sebungkus Mi, dan Sebutir Telur
Dukcapil Ganti 36 Ribu Dokumen Korban Bencana di NTT dan NTB