Warga pinggir rel Medan tuntut relokasi sebelum digusur
Mereka minta dipindahkan ke lokasi baru jika digusur.
Ratusan warga tinggal di pinggiran rel kawasan Jalan Gaharu, Medan, Senin (14/3), kembali berunjuk rasa menentang rencana penggusuran lahan dilakukan PT Kerata Api Indonesia. Mereka terus menuntut dipindahkan ke lokasi baru jika penggusuran jadi dilakukan.
Unjuk rasa berlangsung dengan cara berjalan kaki dari Jalan Gaharu menuju Bundaran Majestik, lalu berhenti di kantor Wali Kota Medan, Jalan Raden Saleh. Di tempat ini, mereka berorasi dan menyampaikan tuntutannya kepada Pemkot Medan.
Seperti sebelumnya, demo kali ini masih dilakukan FK MPR (Forum Komunitas Masyarakat Pinggir Rel). Demo tetap melibatkan puluhan siswa sekolah mengenakan seragam sekolah. Salah seorang di antaranya bahkan sempat membacakan puisi bertema protes atas ketidakadilan yang mereka alami.
Ketua FK MPR Kota Medan, Jhoni Naibaho mengatakan, mereka menuntut Pemkot Medan merelokasi masyarakat tinggal di pinggir rel. "Kebijakan ini harus dibuat secara tertulis dan di atas materai," kata Jhoni.
Selain itu, FK-MPR juga mengutuk keterlibatan aparat negara yang mengintimidasi masyarakat. "Kami juga menuntut tindakan konkret DPRD Kota Medan dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat," sambung Jhoni.
Pengunjuk rasa ditemui Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution. Dia menyatakan Pemkot Medan sudah menyiapkan rusunawa di Jalan Kayu Putih bagi warga yang rumahnya digusur.
"Silakan mendaftar dan berkoordinasi dengan PD Pembangunan," kata Akhyar.
Pengunjuk rasa sempat melempari aparat Satpol PP berjaga di sana dengan air mineral dalam kemasan. Massa juga sempat memblokade jalan.
Para pengunjuk rasa ini merupakan bagian dari masyarakat tinggal di pinggir rel di Kota Medan. Mereka terancam digusur menyusul penertiban dilakukan PT KAI. Langkah BUMN ini dilakukan terkait pembangunan jalur ganda Medan-Kualanamu dan revitalisasi jalur lainnya.