Warga Purbalingga yang ikut Gafatar diduga 30 orang
Mereka berada di empat kabupaten di Kalimantan Barat, yakni Mempawah, Singkawang, Melawi dan Ketapang.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga Jawa Tengah menyatakan ada sekitar 30 warganya yang ikut dalam organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Jumlah tersebut lebih banyak dari dugaan semula, yakni sebanyak 24 orang yang dikemukakan beberapa waktu lalu.
Kepala Kantor Kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol) Purbalingga, Satya Giri Podo mengungkapkan sebanyak 30 warga Purbalingga yang diduga ikut Gafatar berada di beberapa wilayah di Pulau Kalimantan.
"Mereka berada di empat kabupaten di Kalimantan Barat, yakni Mempawah, Singkawang, Melawi dan Ketapang. Paling banyak berada di Kabupaten Ketapang sebanyak 22 orang. Dari informasi yang kami peroleh, nantinya baru ada tiga warga yang bakal dipulangkan," kata Giri, Jumat (22/1).
Dijelaskan Giri, warga Purbalingga yang akan dipulangkan, kemungkinan tidak akan langsung ke rumahnya. Tetapi, akan ditampung terlebih dahulu. "Kami juga masih menunggu koordinasi dengan Kemensos dan Pemprov Jateng," jelasnya.
Sementara itu, mantan anggota Gafatar dari Desa Dawuhan Banyumas, Marfungah dikabarkan telah menghubungi sanak saudaranya pada Jumat (22/1) pagi. Marfungah mengabarkan kondisinya kepada sang kakak, Latifah, setelah dua bulan hilang kontak dengan keluarga di Banyumas.
"Dia mengabarkan kondisinya baik-baik saja dan kami diminta jangan khawatir. Tetapi dia nggak tahu kapan bisa pulang ke sini," ujarnya.
Sebelumnya, Komandan Korem 071 Wijayakusuma, Kolonel Infantri Dwi Wahyu Winarto mengatakan sebanyak 24 warga Purbalingga dikabarkan menghilang sejak beberapa waktu lalu. Dari penelusuran petugas, warga yang hilang tersebut diduga bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Warga Purbalingga yang hilang tersebut berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga warga masyarakat lainnya. Menurut data yang diterima di wilayah Korem 071 Wijayakusuma terdapat sekitar 40 warga yang menghilang dan bergabung dengan Gafatar.
"Yang paling banyak di Kabupaten Purbalingga. Sedangkan di kabupaten lain, wilayah kami jumlah warga yang bergabung dengan Gafatar tidak sebanyak di Kabupaten Purbalingga," lanjutnya.