Warga zona rawan Gunung Agung pulang, bantuan menumpuk di pengungsian
Alasan mereka pulang ke desanya, justru bukan karena desa asalnya aman dari radius 12 km. Mereka pulang lantaran lebih memilih menjaga rumah dan hewan ternak yang ditinggalkan.
Petugas sempat mengimbau agar pengungsi yang daerah asalnya di atas radius 12 km untuk kembali pulang. Namun, warga yang berasal dari daerah yang masuk zona rawan malah ikut-ikutan pulang.
Dari laporan yang diterima, sejumlah pengungsi di Jembrana sudah mulai pulang ke desanya lantaran dengar kabar banyak maling berkeliaran di desa pasca warga mengungsi.
Seperti halnya pengungsi yang menempati posko di kelurahan Kawan, Bangli. Tercatat ada 39 warganya sudah mulai meninggalkan pengungsian.
Alasan mereka pulang ke desanya, justru bukan karena desa asalnya aman dari radius 12 km. Mereka pulang lantaran lebih memilih menjaga rumah dan hewan ternak yang ditinggalkan.
Aksi nekad itu dilakukan karena kejenuhan warga yang sudah sepekan ini ternyata Gunung Agung yang berada di level IV belum juga meletus.
Kepala Lingkungan Puri Kanginan Anak Agung Gde Oka Sastrawan mengatakan dari hasil pendataan, jumlah warga yang mengungsi di wilayahnya berasal dari Banjar Bucu, Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Banjar Kangin, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, dan Banjar Nongan Kaler, Desa Nongan, Kecamatan Rendang.
Akibat dari meninggalkan lokasi pengungsian, sejumlah sembako dan sumbangan yang didistribusikan di posko jadi mubazir.
Kata Sastrawan, para pengungsi telah mendapatkan suplay bantuan logistik dari pemerintah. Tetapi karena ada yang pulang, bantuan logistik masih utuh dan menumpuk di rumah warga yang dijadikan tempat pengungsian.
"Perihal adanya pengungsi, kami langsung melakukan pendataan dan kemudian kami laporkan ke kelurahan. Saat ini bantuan logistik menumpuk karena pengungsi kabur,"ujarnya, Jumat (29/9).