Wiranto: Pilihan Boleh Berbeda, Tetapi Kebersamaan Harus Tetap Terjaga
Mantan Panglima ABRI ini pun mengungkapkan, dirinya pernah mendengar adanya satu keluarga yang saling bermusuhan karena beda pilihan capres-cawapres.
Masyarakat Indonesia beberapa hari lagi akan melakukan pemilihan umum pada 17 April 2019 mendatang. Karena, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 ini akan dilangsungkan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, Pemilu bukan merupakan ajang atau arena untuk memecah belah bangsa.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
"Pemilu bukan arena kita untuk pecah, Pemilu bukan tempat kita untuk saling menghujat, saling memfitnah, apalagi saling menjatuhkan. Pemilu hanya kewajiban konstitusional 5 tahun sekali untuk mengadakan arena untuk memilih pemimpin, bukan mengadu pemimpin. Pemimpin tidak diadu tetapi dipilih," katanya di Grand Hotel Paragon, Jakarta Barat, Rabu (27/3).
Menurutnya, tak ada alasan bagi masyarakat untuk saling menghujat lawan politiknya satu sama lain. Terlebih, saat ini para pasangan calon presiden-wakil presiden sedang menampilkan rekam jejaknya pada masyarakat.
"Dia tidak saling berhadapan, tetapi berhadapan dengan publik, untuk menampilkan pengalamannya, menampilkan track recordnya, menampilkan perilakunya, kompetensinya, integritasnya, untuk ditonton masyarakat, dilihat masyarakat dan dipilih masyarakat," ujarnya.
"Jadi tidak ada alasan sebenarnya, dalam Pemilu itu berseteru satu orang dengan yang lain," sambungnya.
Mantan Panglima ABRI ini pun mengungkapkan, dirinya pernah mendengar adanya satu keluarga yang saling bermusuhan karena beda pilihan capres-cawapres.
"Adiknya milih nomor 2 dan kakaknya nomor 1 lalu tidak saling berbicara, bermusuhan. Ini aneh dan pertunjukan paling aneh di dunia. Dengan berbeda kok kebersamaannya digerus atau terganggu," ungkapnya.
Wiranto ingin, meskipun adanya beda pilihan capres-cawapres tapi tetap harus menjaga kebersamaannya. Terlebih jika masih mempunyai hubungan darah yang sama atau keluarga.
"Pilihan boleh berbeda, tetapi kebersamaan harus tetap terjaga. Beda pilihan biasa, yang satu senang dengan potongan itu, yang sini suka potongan ini, tidak apa-apa, biarkan saja. Yang penting jangan berkelahi, jangan memaksakan kehendak," pungkasnya.
(mdk/fik)