Wiranto soal bocah jadi korban bom: Kita kutuk kenapa begitu kejam
Wiranto soal bocah jadi korban bom: Kita kutuk kenapa begitu kejam. Menko Polhukam Wiranto mengutuk keras kejadian tersebut. Dia tak habis pikir pelaku meneror rumah ibadah dan menyebabkan korban meninggal yang masih anak-anak. "Kita mengutuk mereka kenapa mereka begitu kejam," kata Wiranto di Kantornya, Selasa (15/11)
Intan Marbun (3) korban bom molotov di Gereja Oikumene Sengkotek, Samarinda, meninggal dunia setelah menderita luka bakar. Intan meninggal dunia pada Senin (14/11 )dini hari. Dia merupakan satu dari empat anak yang menjadi korban teror tersebut.
Menko Polhukam Wiranto mengutuk keras kejadian tersebut. Dia tak habis pikir pelaku meneror rumah ibadah dan menyebabkan korban meninggal yang masih anak-anak. "Kita mengutuk mereka kenapa mereka begitu kejam," kata Wiranto di Kantornya, Selasa (15/11).
Wiranto mengatakan, lewat peristiwa bom Samarinda membuktikan terorisme masih merajalela di Tanah Air. Sebab itu, dia berharap masyarakat dapat berperan dalam mengantisipasinya dengan melaporkan jika melihat seseorang yang mencurigakan.
"Kalau kita mau offensif maka kita minta keterlibatan seluruh masyarakat untuk segera melaporkan kalau ada hal yang mencurigakan," ujarnya.
Sementara itu, dalam pelbagai kesempatan di pertemuan skala internasional, pemerintah Indonesia telah sepakat dengan negara-negara lain bahwa terorisme merupakan musuh bersama yang harus diberantas dengan cara bersama-sama pula. "Dan Indonesia sudah jelas-jelas menyatakan bahwa kita tidak mungkin untuk melawan terorisme itu sendiri-sendiri. Harus ada kerja sama antar negara," ujarnya.
Seperti diketahui, Johanda, pelaku pengeboman Gereja Oikumene di Sengkotek, Harapan Baru, Samarinda, Kalimantan, sudah mempersiapkan aksinya beberapa hari sebelumnya. Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar menuturkan, pelaku merakit bom di rumahnya yang berada di kawasan Harapan Baru, tak jauh dari Gereja Oikumene.
"Pelaku merakit di rumahnya di belakang masjid tanpa nama selama tiga hari. Baru hari minggu yang bersangkutan datang ke TKP dan lemparkan bom tersebut," ujar dia.
Boy mengatakan ledakan bom di Gereja Oikumene diperkirakan terjadi pukul 10.15 WITA. Saat itu, Johanda datang dengan menggunakan sepeda motor dan melempar bom rakitan ke halaman gereja.