World Dance Day, Enam Seniman Berbagai Daerah Menari Selama 24 Jam
Selain 6 penari, perhelatan akbar tersebut juga menampilkan 600 jenis tari, dan 175 grup tari.
Sebanyak enam seniman memulai aksi menari 24 jam nonstop di pendopo Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Senin (29/4). Kegiatan yang dihelat selama dua hari tersebut dalam rangka memperingati World Dance Day atau Hari Tari Dunia. 6 seniman tersebut akan terus menari hingga pukul 06.00 WIB pada keesokan harinya, Selasa (30/4).
Rektor ISI, Guntur menandai kegiatan tahunan itu dengan hitung mundur dari angka 10 hingga 1. Tepat pukul 06.00 WIB, gelaran Menari 24 Jam World Dance Day ke-13 ISI Surakarta resmi dimulai. Selain 6 penari, perhelatan akbar tersebut juga menampilkan 600 jenis tari, dan 175 grup tari.
-
Siapa pemimpin Serangan Umum Surakarta? Serangan ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Kota Solo dikepung dari semua sisi oleh anggota gerilya yang menyerbu kota pada pagi hari.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Apa alasan Serangan Umum Surakarta dilakukan? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Apa tujuan dari Serangan Umum Surakarta? Meski dihujani bom-bom dari udara, para pejuang gerilya terus melakukan perlawanan dan pertempuran tanpa pandang bulu. Mereka tetap konsisten menyerang pos-pos Belanda lalu masuk ke kampung bersama rakyat lainnya.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
Ketua Umum world Dance Day 2019 ISI Solo, Eko Supriyanto mengatakan, keenam penari yang unjuk kebolehan hari ini adalah, Abib Igal dari Kalimantan, Arbi Nuralamnsyah dari Bandung, I Nyoman Agus Triyuda dari Bali, Pulung Jati Rangga Muri dari Yogyakarta, serta Darmasti dan Sri Hadi dari ISI Solo.
"Mereka akan membawakan tari kontemporer dengan ciri khas daerah asalnya masing-masing," katanya.
Selain dalam negeri, acara tersebut juga diikuti penari dari luar negeri. Diantaranya dari Prancis, Filipina, Australia dan Timor Lester. Pihaknya juga menampilkan karya maestro tari Jonet Sri Kuncoro yang akan berkolaborasi dengan anak-anak difabel. Kita melihat anak-anak yang memiliki kekurangan ini sebenarnya juga memiliki kelebihan.
Eko menambahkan, tahun ini HTD mengambil tema #GegaraMenari 'Urip Mawa Urup, Urip Hanguripi'. Melalui tagar tersebut, diharapkan kaum milenial yang aktif di media sosial juga tertarik menyaksikan hari tari.