Mengenal Alat Musik Dhol, Warisan Budaya dari Bumi Rafflesia yang Mendunia
Dulu alat musik Dhol digunakan dalam rangkaian acara Tabut yang dilaksanakan setiap tanggal 1-10 Muharram.
Dulu alat musik Dhol digunakan dalam rangkaian acara Tabut yang dilaksanakan setiap tanggal 1-10 Muharram.
Mengenal Alat Musik Dhol, Warisan Budaya dari Bumi Rafflesia yang Mendunia
Alat musik Dhol merupakan salah satu bentuk kekayaan kesenian tradisional yang dibanggakan oleh masyarakat Bengkulu. Dhol sendiri biasa digunakan dalam kegiatan Tabut atau tradisi yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Dhol bukan hanya sekedar alat musik pengiring saja. Lebih dari itu, alat musik tersebut memiliki keunikan tersendiri dan cukup populer di lapisan masyarakat Bengkulu. Alat musik ini semakin populer karena banyak yang mempelajarinya dan namanya sudah cukup mendunia. (Foto: warisanbudaya.kemdikbud.go.id)
-
Apa yang terkenal di Bengkulu? Provinsi Bengkulu terkenal dengan Bunga Rafflesia Arnoldii, yang menjadi keunikan utama wisatanya.
-
Alat musik tradisional apa yang digunakan dalam tradisi Balia? Dalam tradisi Balia tidak boleh ketinggalan dengan alunan musik tradisional diiringi dengan instrumen yang unik dan kedudukannya begitu penting. Alat musik tradisional yang dimaksud adalah Lalove.
-
Kenapa Tari Dolalak masih dilestarikan di Purworejo? Masyarakat Purworejo masih terus melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang dengan cara mengadakan event setiap tahunnya
-
Bagaimana Bengkulu menjadi tujuan wisata? Wisata Bengkulu memiliki daya tariknya tersendiri di antara wisata di berbagai daerah di Indonesia.
-
Bagaimana cara melestarikan Tari Dolalak? Masyarakat Purworejo masih terus melestarikan budaya tersebut agar tidak hilang dengan cara mengadakan event setiap tahunnya
-
Kenapa Wayang Bambu populer di Bogor? Sayangnya banyak yang belum mengetahui uniknya pertunjukan tersebut, padahal Wayang Bambu membawa pesan kehidupan yang relevan, terutama di kalangan anak muda milenial.
Semarak alat musik Dhol ini juga disimbolkan dengan pagelaran budaya yang kemudian diberi nama Bencoolen Dhol Attraction. Selain mempertahankan kebudayaan asli Bengkulu, kegiatan ini juga memperkenalkan Dhol hingga ke mancanegara.
Penasaran dengan alat musik Bengkulu yang unik ini? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut.
Pengaruh Budaya India
Asal-usul munculnya alat musik Dhol ini lantaran dulu dibawa oleh keluarga keturunan India yang datang ke Bengkulu pada abad ke-17 silam. Dilansir dari situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, tokoh pertama yang membawa Dhol ke Bengkulu ini adalah Syekh Burhanuddin. seorang keturunan langsung dari Punjab.
Pada zaman dahulu, alat musik ini hanya boleh digunakan oleh kalangan keluarga keturunan Tabut saja. Namun, dengan seiring berjalannya waktu, Dhol sudah bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat di Bengkulu.
Memang dari dulu hingga detik ini Dhol selalu digunakan sebagai pengiring acara Tabut. Dalam praktiknya, Dhol sudah menjadi sarana untuk menyambut para tamu, acara peresmian, hiburan masyarakat, hingga pendidikan atau edukasi.
Terbuat dari Bonggol Kelapa
Keunikan lainnya dari alat musik Dhol adalah bahan dasarnya yang terbuat dari bonggol pohon kelapa. Kemudian, pada bagian atasnya ditutupi dengan kulit sapi yang telah dikeringkan dan dikencangkan menggunakan rotan pada bagian samping dari bonggol kelapa.
Lebih dari itu, musik Dhol sendiri juga banyak diminati masyarakat karena banyak sekali yang ingin mempelajarinya. Maka dari itu, alat musik ini masih terus eksis dan masih terus dipertahankan serta dilestarikan.
Sudah Mendunia
Kepopuleran alat musik Dhol bukan hanya sebatas melestarikan budaya dan sarana hiburan masyarakat. Dalam beberapa waktu terakhir, musik Dhol ini terdapat dalam sebuah acara bertajuk Bencoolen Dhol Attraction.
Uniknya dari acara ini adalah setiap pertunjukan Dhol akan memainkan pola ganjil dan hanya menggunakan dua tongkat dengan tabuhan musik penuh semangat, gairah, atraktif, dan penuh kolosal.
Dikutip dari indonesia.travel, ajang kegiatan musik Dhol ini menampilkan sebanyak 500 pemain yang kemudian membentuk bunga Rafflesia. Dengan hadirnya event tahunan ini cukup mengundang rasa penasaran para wisatawan lokal dan mancanegara.