Mengenal Dambus, Alat Musik Tradisional Khas Bangka Belitung
Dambus, sebuah alat musik tradisional mirip gitar khas Bangka Belitung mempunyai nilai spiritualitas dan makna yang tinggi.

Bangka Belitung tak hanya menyimpan potensi wisata yang menakjubkan. Namun, daerah ini juga menyimpan kesenian tradisional salah satunya Dambus.

Mengenal Dambus, Alat Musik Tradisional Khas Bangka Belitung
Dambus salah satu kesenian tradisional yang lahir dari tanah Bangka Belitung orang Darat. Dambus memiliki beberapa pengertian yang kompleks, bisa disebut sebagai bentuk kesenian, lagu, tarian, dan juga sebagai nama alat musik.Namun, Dambus sendiri adalah alat musik petik mirip gitar yang konon katanya adalah hasil pengaruh budaya dari alat musik Timur Tengah yaitu Oud.
Salah satu keunikan dari Dambus adalah bentuknya yang mencirikan bentuk hewan yaitu Rusa dan Kijang.
Simak rangkuman alat musik Dambus yang dihimpun dari beberapa sumber berikut ini.
Kebanggaan Warga Bangka
Mengutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dalam sebuah catatan orang Jerman, Franz Epp menyebutkan di salah satu sudut ruangan rumah orang-orang Bangka terdapat ornamen alat musik senar yang diduga adalah Dambus.
Apabila dilihat secara detail, alat musik tersebut terbuat dari kayu keras namun bobotnya ringan yang dilubangi dan ditutup dengan kulit Monyet.Secara fisik dan teknis memainkannya tak ada pengaruh dari unsur-unsur Gambus. Dahulu, alat musik ini bernama Petik Senar. Ketika pengaruh Islam mulai masuk ke Bangka, namanya kembali berubah dan kata serapan Gambus menjadi Dambus.

Bentuk yang Unik
Dambus sendiri memiliki bentuk yang unik yaitu seperti Rusa atau Kijang. Dari segi konstruksi terdiri atas ekor, perut dan badan, leher, bagian kepala dan juga telinga Rusa dan Kijang. Di Indonesia, Dambus menjadi salah satu alat musik "langka" karena menyimbolkan bentuk suatu hewan tertentu.
Kental dengan Tradisi dan Budaya
Tak hanya itu, Dambus begitu kental dengan tradisi dan budaya Bangka Belitung. Pasalnya, Rusa dan Kijang menjadi hewan penting dalam kehidupan masyarakat Bangka.
Rusa dan Kijang menjadi salah satu makanan yang disajikan pada saat upacara adat Nganggung. Daging kedua hewan tersebut konon dianggap paling mulia dan agung yang disajikan dalam tradisi tersebut. Bahkan, saat berburu pun harus melewati proses ritual khusus.
Spiritualitas Tinggi
Mengutip dari wonderful.pangkalpinangkota.go.id, dalam proses pembuatannya sendiri harus melewati proses spiritualitas yang tinggi. Jenis kayu yang digunakan harus jenis kayu pilihan dan keras. Selain itu, bagian kuping Dambus konon diambil dari jenis kayu dan hutan yang berbeda serta dipisahkan oleh aik tumbak.
Pada bagian ekor, terbuat dari kayu Cendana atau Bidara Cina. Sementara kulit yang digunakan pada bagian penutup Dambus biasanya terbuat dari kulit Monyet agar menghasilkan kualitas suara yang baik.
Selain menggunakan bahan-bahan yang bekualitas tinggi, Dambus rupanya juga menyimpan kesan mistis dan mengandung nilai spiritual yang tinggi. Agar para pendengarnya rindu dan jatuh cinta dengan musik Dambus, sebelum dimainkan alat musik tradisional ini diasapi menggunakan kemenyan lalu disisipi mantra-mantra.