5 Aksi 'gila' para caleg gagal di Pileg 2014
Berikut ini 5 cerita aksi gila yang dirangkum merdeka.com:
Belum ada data resmi berapa jumlah caleg gila pasca-pilihan legislatif 9 April 2014 kemarin. Namun dari pemberitaan-pemberitaan di media, jumlahnya bisa dibilang banyak. Misalnya di Cirebon, Jawa Barat, yang dilaporkan ada banyak caleg mendatangi paranormal.
Caleg gila akibat gagal lolos menjadi anggota dewan ini memang sudah menjadi fenomena saban pemilu legislatif. Pada Pileg 2009 lalu misalnya, setidaknya Kementerian Kesehatan mencatat ada 7.736 caleg gila di seluruh Indonesia. Perinciannya, caleg gila untuk DPR RI ada 49 orang, DPRD provinsi 496 orang, DPD 4 orang dan DPRD kabupaten dan kota 6.827 orang.
Jumlah itu bisa jadi meningkat usai pileg kali ini. Terbukti ada beberapa cerita sejumlah caleg gagal kemudian berbuat 'gila' di beberapa daerah. Misalnya caleg Partai Gerindra yang gagal di Solo nekat mencakar rekan partai sendiri.
Selain kisah caleg gagal di Solo itu, masih ada banyak kisah caleg gagal di daerah lain. Berikut ini 5 cerita aksi gila yang dirangkum merdeka.com:
-
Apa arti Pemilu? Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Chetryn Peto lahir? Chetryn Anaskolastika Tenkudi Peto, yang akrab dipanggil Etyn atau Molas, lahir di Manggarai, Flores, NTT, pada tanggal 26 Juli 2003.
-
Kapan Catherine Camilon lahir? Catherine Camilon, wanita berbakat yang lahir pada 3 Januari 1997, meraih prestasi gemilang dengan memenangkan dua kategori bergengsi, yaitu Kostum Nasional dan Gandang Guro 2023.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kenapa penangkapan Caleg S menjadi hal yang miris? Tapi miris sekali sebenarnya kalau melihat kasus narkoba seperti ini, terutama karena pelakunya oknum caleg terpilih. Apa nggak malu sama masyarakat dapilnya? Kan seharusnya dia memberi contoh perilaku yang baik. Ya tapi ada baiknya kalau oknum seperti ini ketangkap sebelum dilantik. Karena tidak kebayang potensi abuse of power yang akan dia lakukan nantinya.
Caleg PKS rebut paksa kotak suara di TPS
Kisah pertama yakni aksi gila caleg PKS di Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Nama caleg ini Muhammad Taufiq (50). Dia kecewa dan marah karena perolehan suaranya minim.
Pria ini ditemani Asmad (50) tiba-tiba keluar dari rumah dan mendatangi TPS 2 Dusun Cekocek, Desa Bierem, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang.
Saat itu, petugas baru saja merampungkan penghitungan suara. Tanpa permisi, Taufiq dan Asmad langsung mengambil paksa sebuah kotak suara di tempat pemungutan suara (TPS) tersebut, Rabu 9 April kemarin.
"Merasa tidak puas dengan hasil perhitungan suara, kedua pelaku pergi ke TPS dan mengambil kotak suara secara paksa, kemudian dibawa ke rumah saudara Taufik," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Ronny F Sompie.
Kedua pelaku kemudian diamankan Panwascam Tambelangan. Saat ini Panwaslu dan Gakumdu Polres Sampang masih memeriksa kasus tersebut. Jika terbukti melanggar, caleg PKS ini pun terancam sanksi.
Caleg Hanura tarik bantuan untuk Musala
Cerita gila lain adalah aksi caleg Partai Hanura, Haji Miftahul Huda. Dia menarik kembali bantuannya untuk musala di RT 2 RW 2, Desa Majan, Kecamatan Kedang Waru, Tulungagung, Jawa Timur.
Haji Huda marah begitu tahu di kampung itu dia cuma dipilih 29 orang. Miftahul kecewa karena perolehan suaranya pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 di luar harapan. Demikian diberitakan Antara.
Walhasil, sebanyak 2.000 batu bata, 10 sak semen dan satu truk pasir yang diberikan Miftahul Huda untuk pembangunan musala melalui salah satu tim suksesnya diminta kembali.
Caleg wanita Gerindra di Solo cakar rekan partai
Dua pengurus Partai Gerindra Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Solo, Jawa Tengah, terlibat pertengkaran hebat. Cekcok sesama pengurus partai tersebut melibatkan Wakil Ketua DPC Nanang Sapto Nugroho dan Kurnia Sari, sekretaris partai.
Informasi yang dihimpun di kantor DPC Gerindra Solo, Sabtu (12/4), menyebutkan Kurnia yang juga calon legislatif (caleg) Dapil Laweyan tersebut datang ke kantor DPC di wilayah Pasar Kembang sekitar pukul 22.00 WIB.
Pada saat bersamaan, di lantai 2 sedang berlangsung rapat antara Nanang bersama pengurus lainnya. Kurnia yang ikut bergabung, langsung terlibat adu mulut dengan Nanang, hingga terjadi pertengkaran hebat.
"Mbak Kurnia tiba-tiba marah-marah ke Pak Nanang. Sempat adu mulut, dan saya lihat Mbak Kurnia berkali-kali memarahi Pak Nanang. Tak hanya itu, Mbak Kurnia juga menampar dan mencakar muka dan tangan Pak Sapto. Tapi Pak Sapto tidak melawan," ujar Wahyu, saksi mata, yang juga pengurus Gerindra Solo.
Lebih lanjut Wahyu menceritakan, pertengkaran berlangsung sekitar 15 menit. Namun tak ada yang berani melerai. Kurnia terlihat sangat marah dan terus menyerang Nanang dengan membabi buta. Tetapi tak ada perlawanan dari Nanang.
Kurnia baru menghentikan amuknya setelah suami dan keluarganya datang melerai. Mengenai motif pertengkaran, Wahyu mengaku tak mengetahui pasti. Namun saat datang, Kurnia yang dalam kondisi emosi, menanyakan kepada Nanang perihal surat mandat untuk saksi saat pencoblosan.
Surat mandat dimaksud tanpa sepengetahuan Kurnia sebagai sekretaris partai. Namun Nanang beralasan hanya menjalankan tugas dari ketua DPC. "Kata Pak Nanang surat mandat sudah sepengetahuan ketua DPC. Tapi Mbak Kurnia tetap tidak terima dan marah-marah," paparnya.
Kemarahan Kurnia, lanjut Wahyu, kemungkinan juga dipicu perolehan suara Kurnia saat pileg, yang tak signifikan. Hal tersebut menyebabkan Kurnia kecewa karena kemungkinan terpilih menjadi caleg sangat kecil.
Atas kejadian tersebut, Nanang bersama pengurus lainnya melakukan visum ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo. Nanang juga bermaksud melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Solo.
Sementara itu, baik Nanang maupun Kurnia hingga berita ini diturunkan, belum bisa dihubungi. Demikian juga Kasubag Humas Polresta Solo, Sis Rainawati mengatakan pihaknya belum menerima adanya laporan tersebut. "Sudah saya cek, belum ada laporan penganiayaan dari partai manapun," pungkasnya.
Caleg gagal di Ambon demo keliling desa
Kisah tragis caleg gagal lainnya ada di Maluku. Seorang calon anggota legislatif bersama sejumlah pendukungnya melakukan aksi demonstrasi ke beberapa desa di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku, setelah tidak mendapat dukungan suara dari masyarakat setempat.
"Caleg asal salah satu parpol terbesar berinisial BB itu melakukan aksi demo bersama sejumlah pendukungnya di dataran Waeapo karena merasa tidak puas dengan perolehan suara pileg kemarin," kata warga setempat, Baim Wael, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat, (11/4).
Mereka melakukan demonstrasi dengan cara berorasi sambil mengelilingi beberapa lokasi permukiman penduduk di unit 17 dan 18 serta beberapa desa lainnya di dataran Waeapo.
Menurut Baim, caleg tersebut masuk Daerah Pemilihan (Dapil) II Kecamatan Waepo dan sangat berkeinginan menjadi anggota DPRD Kabupaten Buru untuk periode lima tahun mendatang.
Sayangnya warga di dapil tersebut tidak memberikan dukungan suara mengakibatkan yang bersangkutan merasa dikhianati dan tidak puas sampai melakukan aksi demonstrasi.
Caleg berinisial BB ini merupakan putera Hinolong Baman, seorang warga Buru yang selama ini dikenal menjual karcis masuk ilegal ke lokasi penambangan emas di Gunung Botak dan sekitarnya.
Caleg gagal dari Golkar blokir jalan desa
Aksi gila lainnya dilakukan caleg gagal di Kabupaten Klungkung, Bali, yang gagal meraih dukungan mayoritas masyarakat. Dia memblokade akses jalan warga di sekitar rumahnya di Nusa Penida.
Blokade itu dilakukan I Ketut Rai, caleg Partai Golkar nomor urut 5, kepada warga di sekitar tempat tinggalnya di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Penutupan jalan itu dilakukan dengan memasang batako di tiga tempat berbeda di sekitar rumah Ketut Rai. Akibatnya, warga, terutama tetangga Ketut Rai, kesulitan melakukan kegiatan di luar rumah.
"Dia kecewa karena tidak mendapatkan suara yang diinginkan dan merasa tidak didukung oleh masyarakat desa ini," kata seorang pria yang rumahnya berjarak beberapa meter dari rumah Ketut Rai, Sabtu (12/4). Demikian dikutip antara.
Sementara itu, Kepala Desa Suana I Putu Rai Sudarta menyayangkan sikap Ketut Rai. Dia menilai hal itu sebagai sikap kurang dewasa Ketut Rai dalam berpolitik.
"Kami berharap permasalahan ini cepat terselesaikan dengan baik agar warga dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala," katanya.