5 Hasil survei Pilgub Jabar sepanjang Juni 2018
Selama empat bulan kampanye, diketahui dari hasil survei lembaga ternama, dua teratas yang bersaing ketat yakni pasangan Ridwan-Uu atau Rindu dan Deddy-Dedi atau Dua DM yang mendominasi.
Rabu, 27 Juni, sekitar 31,37 juta masyarakat Jawa Barat akan memilih calon pemimpin. Terdapat empat pasang calon gubernur dan calon wakil gubernur memperebutkan kursi kekuasaan di tanah pasundan.
Nomor urut 1 Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum yang diusung PPP, PKB, NasDem dan Hanura. Nomor urut 2 Tb Hasanuddin - Anton Charliyan didukung PDIP.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
Nomor urut 3 Sudrajat - Ahmad Syaikhu yang diusung oleh Gerindra, PKS dan PAN. Terakhir, nomor urut 4 yakni Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi didukung Demokrat dan Golkar.
Selama empat bulan kampanye, diketahui dari hasil survei lembaga ternama, dua teratas yang bersaing ketat yakni pasangan Ridwan-Uu atau Rindu dan Deddy-Dedi atau Dua DM yang mendominasi.
Satu bulan terakhir sebelum pencoblosan, sejumlah lembaga survei merilis elektabilitas para kandidat di Pilgub Jabar.
Indo Barometer
Survei yang dilakukan pada 7-13 Juni 2018, menempatkan pasangan Ridwan-Uu di posisi teratas dengan elektabilitas 36,9 persen.
Pesaing terberatnya yakni Deddy-Dedi dengan perolehan 30,1 persen. Diikuti jauh di bawah Sudrajat-Ahmad Syaikhu 6,1 persen dan TB Hasanddin-Anton Charliyan 5 persen. Swing voters 20,8 persen.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
Survei dilakukan pada 22 Mei–1 Juni 2018. Hasilnya, Ridwan-Uu memperoleh elektabilitas sebesar 43,1 persen. Mengutit di belakangnya yakni Deddy-Dedi 34,1 persen.
Sementara dua pasangan lainnya jauh di bawah. Yakni, Sudrajat-Syaikhu 7,9 persen dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 6,5 persen.
LSI Denny JA
Survei dilakukan pada 7-14 Juni 2018. Dalam hasil survei ini, Ridwan-Uu tetap memimpin dengan perolehan elektabilitas 38,0 persen. Disusul Deddy-Dedi dengan 36,6 persen.
Lalu Sudrajat-Ahmad Syaikhu 8,2 persen dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan sebesar 7,7 persen.
Poltracking Indonesia
Survei dilakukan pada 18-22 Juni 2018. Lagi-lagi pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum memimpin dengan elektabilitas sebesar 42 persen. Menempel ketat di bawahnya pasangan Deddy-Dedi dengan 35,8 persen.
Sementara Sudrajat-Ahmad Syaikhu 10,7 persen, dan Tb Hasanuddin-Anton Charliyan 5,5 persen.
Instrat
Melakukan survei pada 18 Juni hingga 21 Juni 2018. Hasilnya berbeda dengan empat survei lainnya. Dari hasil Instrat, Deddy-Dedi sukses ungguli Ridwan dan Uu.
Deddy-Dedi memperoleh elektabilitas 38,17 persen. Disusul pesaing terdekatnya yakni Ridwan-Uu dengan 33,92 persen.
Di posisi ketiga ditempati oleh Tb Hasanuddin-Anton Charliyan dengan 8,67 persen. Sementara posisi buncit Sudrajat-Ahmad Syaikhu dengan 8,5 persen.
Hasil tak jauh dari survei
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran Firman Manan merasa hasil Pilgub Jabar pada 27 Juni mendatang tak akan jauh dari yang dipaparkan dalam survei. Namun problem yang terjadi saat ini, kata dia, lembaga survei banyak yang bertindak sebagai konsultan politik bagi para paslon. Sehingga ada potensi hasil survei tidak objektif dan hanya bertujuan untuk membangun opini publik.
"Oleh karena itu, lembaga survei harus terbuka kepada publik, mengumumkan, siapa yang membiayai survei tersebut," ujar Firman dalam pesan singkat, Senin (25/6).
Firman yakin, apa yang terjadi pada 2008 dan 2013 tidak akan terulang. Dimana saat itu, hasil survei menempatkan Ahmad Heryawan dengan elektabilitas rendah, tapi kenyataannya menang.
Dia menilai, kesalahan saat itu kemungkinan karena metodologi survei. Misalnya, waktu survei itu dilakukan masih jauh dari waktu pencoblosan, swing voters dan undicided masih tinggi, di atas 20 persen.
"Hari ini, praktis mayoritas lembaga survei melakukan surveinya mendekati hari pencoblosan atau seminggu jelang hari H. Sehingga hasilnya tidak akan beda jauh. Peristiwa 2008 dan 2013 potensinya sangat kecil untuk terulang kembali," katanya.
Baca juga:
Ketua KPU sebut pernyataan SBY pengingat agar aparat netral di Pilkada
Masa tenang Pilkada 2018, atribut kampanye masih beredar di Bekasi
Jelang pencoblosan, Ridwan Kamil diserang kampanye hitam
SBY sebut rumah Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi digeledah, ini fakta versi PDIP
Soal pengecekan rumah dinas Wagub Jabar, SBY diminta tidak main drama
Demokrat sebut SBY tak sebar hoaks soal penggeledahan rumah dinas Demiz
Demokrat: Silakan Pemprov Jabar membantah, tapi Demiz merasa digeledah