5 Sinyal kuat Jokowi dicapreskan PDIP
Akankah nama Jokowi diumumkan sebagai capres sebelum 9 April?
Meski kerap dibantah oleh sejumlah pengurus DPP PDIP , tanda-tanda Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan dicapreskan oleh PDIP kian jelas. Menjelang pemilu legislatif yang kurang dari sebulan lagi, sejumlah manuver politik PDIP terus terjadi. Akankah nama Jokowi diumumkan sebagai capres sebelum 9 April?
Rabu (14/3) kemarin, bahkan beredar kabar PDIP akan segera mengumumkan nama Jokowi sebagai capres. Meski itu tidak terbukti, namun beberapa langkah yang dilakukan Megawati dan pengurus DPP PDIP seolah menandakan, nama Jokowi tidak terbendung lagi sebagai capres yang akan diusung PDIP .
Apalagi, survei terbaru yang dirilis Soegeng Sarjadi School fo Government (SSSG) menempatkan Jokowi berada di urutan teratas kandidat capres dengan elektabilitas tertinggi. Jokowi memperoleh 40,32 persen. Di urutan kedua ada Prabowo Subianto dengan elektabilitas 10,64 persen. Kemudian Jusuf Kalla 6,08 persen, Wiranto 4,96 persen, Aburizal Bakrie 1,12 persen dan Megawati 1,04 persen.
Namun, SSSG mengingatkan PDIP agar hati-hati dalam memilih pasangan cawapres untuk Jokowi karena elektabilitas Jokowi langsung anjlok jika dipasangkan dengan beberapa tokoh ini: Jokowi dipasangkan dengan Ahok sebagai capres dan cawapres, maka elektabilitasnya hanya mencapai 9,28 persen. Jokowi-Wiranto 8 persen, Jokowi-Prabowo 18,8 persen, Jokowi-JK 7,2 persen, dan Jokowi-Dahlan 6,08 persen.
Apa saja sinyal Jokowi akan dicapreskan PDIP? Berikut rangkumannya:
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Jokowi blusukan bareng Ahok
Untuk pertama kalinya setelah sama-sama menjabat, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) mengajak wakilnya Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok ) untuk blusukan. Duet pemenang Pilgub DKI 2012 itu mengunjungi sejumlah tempat, seperti Kalijodo, Kampung Deret Petogogan, Pasar Ciplak dan Pasar Cijantung.
Kegiatan langka keduanya menimbulkan spekulasi politik jelang pemilu yang tinggal lima pekan lagi. Salah satunya adalah rumor Jokowi akan meninggalkan Jakarta demi maju dalam pencapresan di 2014.
Jokowi bicara pemerataan ekonomi
Selalu menolak berkomentar soal pencapresan, Jokowi seolah keceplosan ketika ditanya apa yang akan dia lakukan jika menjadi presiden. Jokowi mengungkapkan, masalah utama yang akan ditanganinya jika menjadi presiden adalah permasalahan ekonomi. Sebab, ia menilai persoalan itu merupakan masalah terpenting di Indonesia.
"Pemerataan di ekonomi, kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak ada gap yang semakin lebar antara masyarakat," jelasnya di Puri Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (11/3).
Usai mengatakan hal itu, Jokowi langsung menyesali ucapannya. Ia lantas memuji para wartawan yang menurutnya pintar memancing jawaban dari narasumber. "Kamu ini pinter-pinter aja nanyanya," ujarnya sambil tersenyum.
Nyekar ke makam Bung Karno bersama Megawati
Selasa (12/3) Jokowi tiba-tiba menghilang dari Balai Kota. Jokowi ternyata pergi ke Blitar untuk ziarah ke makam Bung Karno. Di sana, Megawati dan beberapa pengurus PDIP sudah menunggunya.
Sejumlah pihak meyakini, kegiatan ini merupakan 'permintaan restu' dari Megawati yang ingin mencalonkan Jokowi.
Namun Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo tak mau mengungkapkan isi kegiatan itu. "Maaf tidak bisa memberitahu, privasi," ujar Tjahjo kepada merdeka.com, Kamis (13/3).
Sementara Jokowi akhirnya buka mulut. Dia mengungkapkan, kepergiannya ke Blitar murni untuk menemani Megawati, tanpa ada pembicaraan tentang calon presiden. Karena keputusan untuk menjadi capres berada di tangan Megawati. "Ditanyakan ke ketua umum. Ke Bu Mega. Janga tanyakan ke saya," kilahnya.
Topik pilihan: Capres 2014 | Partai Politik
Jokowi ke rumah Megawati
Sepanjang Kamis kemarin, isu deklarasi pencapresan Jokowi santer beredar. Bahkan malam harinya, Jokowi datang ke rumah Megawati di Jalan Teuku Umar yang sedang ada pertemuan dengan pengurus DPP PDIP. Jokowi mengaku Mega memang sedang rapat bersama para petinggi PDIP. Namun dirinya tak ikut membahas masalah deklarasi.
Jokowi berkilah niatnya menemui Mega karena ingin mengajak ke Fiesta Fatahillah di Kota Tua, Jakarta Barat. Namun ajakan itu bertepuk sebelah tangan. Mega masih rapat dengan anggota partai.
"Tadi mau ngajak Ibu Mega ke sini. Soalnya Ibu Mega suka heritage. Makanya saya mau ajak beliau. Tapi ternyata Ibu Mega ada rapat," jelasnya di Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (13/3).
Mengenai di mana lokasi akan diadakan rapat, mantan Wali kota Solo ini tidak mengetahuinya. Sebab dia tidak berani menanyakan sampai ke sana. Namun dalam pertemuan itu ada beberapa orang partai.
"Ada orang partai," ungkapnya. Tetapi, Jokowi enggan menyampaikan siapa-siapa saja yang hadir dalam pertemuan sekitar 45 menit.
Topik pilihan: Capres 2014 | Pilpres
PDIP bertemu puluhan pengusaha
Di kantor DPP PDIP Lenteng Agung, berkumpul sejumlah pengusaha. Kabar yang beredar, PDIP meminta dukungan kepada mereka selama Pemilu 2014. Salah seorang pengusaha, Tedja yang mengaku berasal dari perusahaan GM menyatakan, ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri meminta bantuan kepada para pengusaha. Terutama untuk Pemilu 9 April mendatang.
"Bu Mega hanya menyampaikan pesan-pesan saja, menjadi partai untuk didukung di Pemilu," kata Tedja yang beretnis Tionghoa di Markas PDIP, Jakarta, Kamis (13/3).
Selain itu, seorang pengusaha lainnya, Hartono yang mengaku wiraswasta elektronika juga menyampaikan hal serupa. Dia menyebut bahwa Megawati meminta dukungan.
Namun, para pengusaha yang kebanyakan beretnis Tionghoa ini meminta agar PDIP ke depannya lebih mengutamakan pluralisme. "Mendorong siasat ibu Mega ke depannya seperti apa, PDIP ingin meningkatkan pluralisme," kata Hartono di lokasi yang sama.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Erico Sotarduga menjelaskan, kedatangan para pengusaha hanya meminta masukan jelang pesta demokrasi ini. "Beri masukan, tentunya menghadapi Pemilu. Kita ingin terima masukan. Semua harus kita terima. Intinya mengalir," kata Erico usai hadiri acara tersebut di Markas PDIP , Jakarta, Kamis (13/3).
Dia menambahkan, ada pun masukannya berupa penjelasan mengenai banyak hal. Salah satu yang dibahas yakni mengenai ekonomi. Terkait dukungan, dirinya menegaskan bahwa tak hanya berasal dari pengusaha. Sebab yang terpenting yakni meminta dukungan berupa suara saat Pemilu nanti.
"Jangankan pengusaha, kepada setiap masyarakat kita juga (minta dukungan). Kita jelas minta suara. Dukung berarti beri suara," tegasnya.