6 Kejadian 'aneh' saat Pemilu 1955 berlangsung
Banyak cerita saat Pemilu pertama digelar di tahun 1955. Kejadian kriminalitas pun mewarnai pesta demokrasi pertama ini.
Untuk pertama kalinya setelah 10 tahun merdeka, Indonesia menggelar pesta demokrasi di tahun 1955. Saat berlangsungnya Pemilu pada tanggal 29 September 1955, banyak kejadian 'aneh' di berbagai daerah.
Berikut 6 kejadian yang didapat merdeka.com dari harian Pikiran Rakjat yang diterbitkan pada 30 September 1955:
-
Apa tujuan utama Pemilu 1955? Pelaksanaan Pemilu 1955 bertujuan untuk dua hal. Pertama tujuan Pemilu 1955 adalah untuk memilih anggota DPR. Tujuan Pemilu 1955 kedua adalah untuk memilih anggota Konstituante.
-
Bagaimana Pemilu 1955 dilaksanakan? Pemilu 1955 dilakukan dua kali berdasarkan subjek yang dipilih. Puncak pemilu 1955 jatuh pada 29 September 1955 dan 15 Desember 1955. Pada saat itu, masyarakat Indonesia tumpah ruah di bilik pencoblosan untuk menyalurkan hak pilihnya.
-
Kenapa Pemilu 1955 diadakan? Pelaksanaan Pemilu 1955 bertujuan untuk dua hal. Pertama tujuan Pemilu 1955 adalah untuk memilih anggota DPR. Tujuan Pemilu 1955 kedua adalah untuk memilih anggota Konstituante.
-
Kapan Pemilu 1955 diselenggarakan? Pemilu tersebut dilaksanakan pada 29 September 1955 dengan sistem pemilihan anggota DPR menggunakan metode representasi proporsional.
-
Kapan Pemilu 1955 dilaksanakan? Pemilu 1955 adalah pemilihan umum pertama yang dilaksanakan di Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945. Pelaksanaan Pemilu dilakukan pada tanggal 29 September 1955 dengan menggunakan sistem pemilihan proporsional. Hasil dari Pemilu ini menunjukkan kemenangan bagi partai nasionalis, seperti PNI dan Masyumi, sementara PKI juga berhasil meraih suara yang signifikan.
Pemilih kesal hingga pemungutan suara berakhir pukul 21.00 WIB
Pemilih di Kota Bandung banyak yang dongkol dan kesal saat melakukan pemungutan suara. Hingga sore hari sekitar pukul 18.00 WIB, masih banyak pemilih yang belum menggunakan hak suaranya. Hal itu berdasarkan pantauan wartawan Pikiran Rakjat.
Dari pantauan wartawan Pikiran Rakjat tersebut, saat Pemilu berlangsung hujan lebat mengguyur Kota Bandung. Tidak diketahui apakah faktor alam ini mempengaruhi lambannya pemungutan suara berlangsung. Lebih parahnya lagi, pemungutan suara bahkan baru selesai hingga pukul 21.00 WIB.
Perampokan di sejumlah daerah di Jawa Barat
Pada umumnya, Pemilu di Jawa Barat aman dan terkendali. Meskipun ada beberapa kejadian garong atau perampokan-perampokan kecil yang terjadi. Perampokan ini tidak terkait dengan pemungutan suara. Melainkan murni kriminalitas.?
Kemudian di Kampung Ucur, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang 5 rumah dirampok oleh 7 orang dengan senjata karaben dan golok. Bahkan dalam perampokan ini, satu orang meninggal dunia.
Di kota lain, 24 rumah dirampok di Kampung Slawi, Kecamatan Cirenang, Kabupaten Padeglang segerombolan orang dengan senjata api.
Pembakaran TPS, rumah warga, hingga penembakan
TPS Cisindang (Dukuh), Kabupaten Bandung tiba-tiba dibakar segerombolan orang. Beruntung, surat suara di TPS tersebut tidak terbakar sama sekali. Di tempat terpisah, gerombolan orang melakukan pembakaran di Cirojom, Desa Bunigara, Tasikmalaya. Tidak diketahui persis motif pembakaran kelompok ini.
Masih di Jawa Barat, 15 Orang yang tergabung dalam kelompok pimpinan Gebod melakukan penyerangan di Cibarusa. Di desa bagian Selatan lainnya dimasuki sekelompok orang bersenjata.?
Selain itu, tembak-tembakan terjadi antara pihak berwenang dengan sekelompok orang di Pasir Cipisan, Kabupaten Cianjur. Penembakan ini dikarenakan adanya pengejaran terhadap sekelompok orang. Tidak ada korban jiwa dari penembakan ini.
Truk pembawa surat suara terbalik
Sebuah truk yang membawa surat suara untuk Cilangar mengalami kecelakaan di Cikari. Truk tersebut terbalik hingga mengakibatkan surat suara tersebut basah dan tidak bisa dipakai lagi.
Saluran telepon putus
Dua rumah di Kampung Babakan Tipar, Kabupaten Garut dibakar oleh sekelompok orang. Di daerah lain yang masih dalam wilayah Garut, saluran telepon tiba-tiba terputus. Diduga karena sudah tua.
Ratusan anggota Salfudin membawa mortir di Kuningan
Sekitar 200-an anggota kelompok di bawah pimpinan Salfudin mendatangi Kabupaten Kuningan. Mereka membawa senjata api dan mortir. Mereka akan menyeberang ke Ciwaru. Tidak diketahui motif kelompok ini dalam membawa senjata api berbahaya tersebut.
(mdk/cza)