60 Persen pemilih 2014 tidak peduli etnis capres
Sementara itu untuk cawapres, asal etnis malah sangat tidak berpengaruh.
Hasil survei dari lembaga survei Poltracking mengungkapkan lebih dari 60 persen penduduk Indonesia sudah tidak lagi mempedulikan etnis calon presiden yang akan maju pada Pemilu 2014 mendatang. Sementara itu 20 persen masih bergantung pada etnis dan 20 persen lainnya lebih spesifik menyebutkan calon presiden dengan etnis Jawa.
Menurut Direktur Poltracking Hanta Yudha, angka tersebut menunjukkan adanya kemajuan kualitas pemilih pada pemilu mendatang.
"Ada 60 persen sudah tidak lagi peduli dengan etnis, ini kemajuan kualitas, itu artinya masyarakat sudah terbuka. Sementara jumlah yang masih terpengaruh etnis hanya 40, 20 persennya menunjuk etnis jawa," kata Hanta di Universitas Negeri Yogyakarta, Senin (23/12).
Sementara itu untuk cawapres, asal etnis malah sangat tidak berpengaruh. "Cawapres apalagi, tidak peduli sama sekali," ujarnya.
Ketika ditanya apakah ada pengaruhnya dengan terpilihnya Jokowi-Ahok di Jakarta, Hanta mengatakan hal tersebut bisa saja terjadi. Karena pada fakta terpilihnya Jokowi-Ahok memberikan sumbangan kuantitatif yang cukup besar.
"Ya itu faktanya, secara kuantitatif memberikan pengaruh," kata Hanta.
Selain aspek etnis, dari survei Poltracking menunjukkan justru pemilih tidak peduli latar belakang sosial capres tapi justru ingin tahu program kerja yang ditawarkan.
"Masyarakat justru ingin tau apa program capres, itu paling banyak, setelah itu baru track recordnya bagaimana," pungkasnya.