Abah Anom: Banyak caleg stres karena modalnya pas-pasan
"Modalnya jual rumah, tanah atau mobil. Sudah habis banyak tapi tidak jadi anggota, stres akhirnya," ujar Abah Anom.
Usai pemilu legislatif 2014, KH Abah Anom, pengasuh Pondok Pesantren Al Jauhariyah di Balerante, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat kini kebanjiran tamu. Mereka tak lain adalah caleg gagal atau keluarganya.
Kedatangan caleg gagal itu bermaksud meminta wejangan dari keturunan Sunan Gunung Djati ini agar tidak stres karena kalah dalam pertarungan Pileg. Meski hasil resmi dari KPU belum turun, mereka sudah mendapat informasi jika gagal jadi anggota legislatif.
Menurut Abah, para caleg tersebut tidak bisa menerima kenyataan mereka kalah. Hal ini karena mereka sudah mengeluarkan uang banyak demi menjadi anggota dewan.
"Yang stres itu biasanya yang duitnya pas-pasan. Dia modalnya dengan jual rumah, tanah atau mobil. Sudah habis banyak tetapi tidak jadi anggota, stres akhirnya," ujar Abah Anom kepada merdeka.com, Jumat (11/4).
Menurut Abah Anom, sebagian caleg yang datang ke pesantrennya berharap jadi caleg supaya kehidupannya lebih mapan. Mereka 'berjudi' dengan menjual harta benda yang dimiliki berharap terpilih dan jadi sukses atau kaya.
"Tetapi mereka kemudian kalah, padahal sudah jual ini itu. Akhirnya ada yang bisa terima, tetapi banyak juga yang tidak. Kalau suami bisa terima, kadang istrinya nggak terima, atau sebaliknya," ujar Abah Anom.
Abah Anom juga menyayangkan para caleg yang menghalalkan segala cara demi menjadi seorang anggota dewan termasuk melakukan money politics. Menurut Abah, sebagian besar caleg gagal yang datang ke tempat banyak menghabiskan duit untuk nyogok warga.
"Ada yang ngasih Rp 15 ribu, Rp 20 bahkan sampai Rp 50 ribu. Padahal seharusnya jangan pakai money politics seperti itu. Nanti pun kalau terpilih jadinya ya korupsi," ujar Abah Anom menasihati.