Aburizal Bakrie soal elektabilitas Golkar anjlok karena Setnov: Siapa bilang turun?
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie menepis elektabilitas Golkar merosot lantaran Setya Novanto terseret kasus e-KTP. Dia juga yakin elektabilitas partainya terus meningkat.
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie menepis elektabilitas Golkar merosot lantaran Setya Novanto terseret kasus e-KTP. Dia juga yakin elektabilitas partainya terus meningkat.
"Naik loh, siapa bilang turun? Sekarang masalahnya bukan di situ (Setya Novanto) kala kita sudah bersatu seperti tadi," kata Aburizal Bakrie di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (19/10).
Menurut dia bukan salah Setya Novanto menjadi ketua Umum. Tetapi, kata dia, hal terpenting adalah terkait program-program yang digagas oleh Golkar.
"Jadi bukan masalah ketua umum yang penting program-programnya. Kita lihat sekarang naik lagi kan, 12, sekian persen dari 11 persen," tegas Bakrie.
Diketahui sebelumnya, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Sulawesi Tenggara, Ridwan Bae menegaskan, turunnya elektabilitas partai jelang Pemilu 2019 tanggung jawab semua kader. Menurut dia, merosotnya elektabilitas Golkar bukan semata kesalahan ketua umum Setya Novanto.
"Bicara soal elektabilitas tanggung jawab semua kader. DPP itu ada 41 bidang, 279 pengurus. Maka berarti itu selain itu ditambah 34 provinsi kemudian ditambah 540 kabupaten kota seluruh Indonesia, lalu desa dan desa kecamatan ada 80 ribu seluruh Indonesia itu semua bertanggungjawab, tidak hanya dia (Setya Novanto)," ujar Ridwan di RS Premier Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (2/10).
Menurutnya, elektabilitas Golkar sudah turun sejak lama. Kasus korupsi e-KTP yang sempat menjerat Setnov tidak begitu mempengaruhi. "Emang udah lama turun duluan," ucapnya.
Kemenangan Setnov di praperadilan Jumat (29/9) lalu, harus disambut baik oleh semua kader. Dia berharap, kemenangan Setnov membuat Partai Golkar lebih solid.
"Kemenangan Pak Novanto secara pribadi di praperadilan harus kita sambut dengan suasana yang makin meningkatkan solidaritas kami semua di seluruh Indonesia," tutur Ridwan.
Akan tetapi, kemenangan Setnov malah memicu kecaman di masyarakat. Warganet mencibir Setnov melalui meme. Ridwan berpendapat mereka itu tidak tahu menahu substansi masalahnya. Lantas, di sinilah tugas kader Golkar justru harus meluruskan.
"Masyarakat ini kan baru mendengar luar nya isinya belum, menjadi kewajiban Partai Golkar di wilayah orang di meme-meme itu untuk menyampaikan bahwa tidak seperti itu," pungkasnya.
Seperti diketahui, Tim Pengkajian menyebutkan elektabilitas Golkar di bawah 10 persen. Oleh sebab itu, Tim merekomendasikan agar Novanto nonaktif untuk fokus menghadapi persoalan hukum dan kesehatannya.