Agung & Ical islah terbatas, calon kepala daerah dipilih survei
Untuk menghindari kubu titipan Ical atau Agung, calon kepala daerah dipilih lewat survei.
Ketua Umum Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono mengatakan, dalam menghadapi Pilkada serentak pada Desember 2015, Golkar tidak mengenal adanya dualisme kepemimpinan. Diketahui, sampai saat ini partai berlambang pohon beringin ini masih terlibat perseteruan antara kubu Agung dan kubu Aburizal Bakrie (Ical) yang masing-masing mengklaim sebagai pihak yang sah dalam kepengurusan.
"Kan satu nanti, tidak mengenal kubu AL atau ARB, tapi kubu Golkar," kata Agung saat menghadiri Musyawarah Daerah (MUSDA) se-Jakarta, di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (24/5).
Agung menjelaskan, ada pun persyaratan kader partai yang maju dalam pemilu kepala daerah, pihaknya tidak mengedepankan faktor kedekatan atau pun kekerabatan. Namun dengan cara melibatkan pihak ketiga, yakni survei.
"Tapi lebih kepada hasil survei," ujarnya.
Seperti diketahui, Golkar terancam tidak bisa ikut pilkada karena dualisme kepengurusan ini. Untuk menengahi kasus ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga tokoh senior Golkar turun gunung mengupayakan islah.