Ahok bimbang, relawan pasrah bila tinggalkan
Sikap bimbang Ahok rupanya sudah dirasakan Teman Ahok.
Sekitar tiga bulan lalu, Basuki Tjahaja Purnama membuat pernyataan mengagetkan. Incumbent ini memutuskan maju di jalur perseorangan pada Pilgub DKI 2017 mendatang.
Ahok, sapaan Basuki, memilih PNS DKI yang juga Kepala BPKAD, Heru Budi Hartono sebagai cawagubnya. Mereka dibantu relawan Teman Ahok yang mengumpulkan KTP warga DKI sebagai bentuk dukungan.
Sampai hari ini, total sudah 970 ribu KTP yang berhasil dikumpulkan Teman Ahok. Hasil ini jauh melampaui syarat dukungan yang diajukan KPU sebesar 525 ribu KTP.
Meski pencapaian menuju 1 juta KTP tinggal selangkah lagi, nyatanya tak membuat Ahok yakin benar dengan pilihannya maju di jalur independen. Belakangan, Ahok sering mengungkit kedekatannya PDIP dan sangat menginginkan Djarot Saiful Hidayat sebagai cawagubnya kembali.
Ahok sering menyebut sebenarnya kans diusung PDIP sudah di depan mata. Tapi apa daya, kedekatan itu tak memuluskan keinginannya maju bersama Djarot di Pilgub tahun depan.
"Saya kan sudah seperti bagian dari PDIP dari dulu. Ini (pilgub) kan ibu Mega punya hak prerogatif," kata Ahok.
Meski seperti berharap akan didukung PDIP, sebaliknya Ahok seolah tak enak hati meninggalkan perjuangan relawannya.
"Bukan menutup peluang ya (dengan PDIP). Artinya gini loh saya kalau dia kumpulin sejuta (KTP) saya langsung Teman Ahok dihargai dong. Kalau diusung, itu yang saya bilang sedikit enggak enak sama Teman Ahok yang berjuang setengah mati," tambahnya.
Dia mengaku meskipun PDIP bersedia mengusungnya, Ahok akan tetap berjuang dengan pendukungnya.
"Kalau saya lebih milih Teman Ahok, Enggak enak kan saya bilang, orang udah berjuang setengah mati saya udah tahu PDIP kasih," tegasnya.
Apalagi, lanjut Ahok, dia tak perlu bersusah payah mengumpulkan KTP warga Jakarta dan dana untuk pemenangannya.
Sikap bimbang Ahok rupanya sudah dirasakan Teman Ahok. Mereka pasrah seandainya Ahok memilih bergabung dengan partai.
"Tugas kita menyelamatkan Pak Ahok. Dan saya rasa ini sudah sudah berjalan baik tinggal proses verifikasi. Meski demikian, apapun pilihannya pasti akan dikomunikasikan dengan kita, tapi saya rasa engga engak mungkin beliau abaikan kerja keras kita," kata I Gusti Putu Artha, yang ditunjuk sebagai pendamping ahli Teman Ahok, saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (13/6).
Sejauh ini, tambahnya, komunikasi yang terjadi dengan Ahok hanya sebatas persiapan maju di jalur perseorangan. Di luar itu, termasuk kegalauan Ahok ingin didukung dengan partai tak pernah menjadi pembicaraan di antara mereka.
"Banyak hal tidak terkomunikasi dengan kita, kalau saja mungkin dikomunikasikan, saya rasa teman-teman paham. Karena tujuan awal Teman Ahok berdiri, menyiapkan tiket dan sekarang tiketnya sudah ada, partai siap, kita sip. Jadi soal komunikasi, saja," pungkasnya.
Hal serupa juga ditegaskan salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widiyastono, dalam perbincangannya dengan merdeka.com. Mereka tak merasa kerja sia-sia seandainya Ahok memilih parpol.
"Kita enggak merasa resah dan khawatir misalnya bapak beralih ke partai. Karena kita hanya jadi kendaraan alternatif, supaya bapak bisa tetap maju. Yang jelas kita enggak merasa sia-sia dan kecewa, kami sudah cukup puas dengan perjuangan yang kami lakukan, kami merasa bangga," kata Singgih.
Mereka hanya punya satu permintaan pada Ahok jika mantan bupati Belitumg Timur itu tak bisa menolak pinangan partai.
"Saya serahkan semua ke bapak, tapi bapak harus komunikasikan dengan konstituen yang mendukung, kami harap bapak punya jawaban kenapa pilih parpol atau alasan tidak pilih Teman Ahok kenapa. Yang jelas kami enggak bisa maksa, tugas kami hanya kumpulkan 1 juta KTP, tinggal bapak tentukan," tegas Singgih.
Baca juga:
Politikus PDIP: Ahok bagi kami bukan siapa-siapa
Bantah Yorrys, Golkar DKI Jakarta tegaskan belum tentu dukung Ahok
Teman Ahok: KTP dukungan kurang 23 ribu lagi
Teman Ahok: Ahok tak akan abaikan kerja keras kita
Ini kata Yorrys soal Golkar belum 1 suara dukung Ahok di Pilgub DKI
Ancam buang KTP bentuk kemarahan relawan jika Ahok maju lewat partai
Deklarasi dukungan Golkar buat Ahok tinggal menunggu waktu
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.