Ahok desak Mega bersikap, PDIP bilang 'tata krama & etikanya dimana'
Jika ada yang tertarik dan ingin mendapatkan rekomendasi dari PDIP, tentunya harus mengikuti proses dan mekanisme.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menyesalkan sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang terkesan mendesak atau mengancam Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri soal rekomendasi dukungan pada Pilgub 2017. Ahok mau menggandeng Djarot Saiful Hidayat menjadi cawagubnya, tetapi di sisi lain PDIP tak kunjung mengeluarkan rekomendasi karena mantan wali kota Blitar itu dimintai keluar dari partai.
"Tata krama dan etikanya di mana. Jadi kebalik-kebalik. Kesannya tidak paham prosedur. Jadi enggak simpatik kalau caranya seperti itu. Jangan hanya mencari keuntungan sendiri lah," kata Pareira saat dihubungi dari Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/3).
Apa yang dilakukan Ahok bukan tanpa sebab. Dia coba mengakomodir keinginan pendukungnya temanAhok yang bersusah payah mengumpulkan KTP agar mantan bupati Belitung Timur itu bisa maju melalui jalur independen.
Pareira sendiri menegaskan, PDIP memiliki proses dan mekanisme soal Pilkada DKI Jakarta. Jika ada orang yang tertarik dan ingin mendapatkan rekomendasi dari PDIP, kata dia, tentunya harus mengikuti proses dan mekanisme yang ada.
"Nah kan dari awal PDIP partai ada mekanismenya. Kalau dia mau ikut PDIP, ikut lah alur permainan di partai. Kalau dia mau atur partai pasti enggak mungkin," jelas Pareira.
"Kalau dia bicara pada Bu Mega orang yang konstitusionalis seperti itu bukan pada posisinya. Kan Ahok sudah memiliki KTP, kalau Ahok milih independen silakan. Kalau mau minta dukungan dia harus ikut dong aturan main," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Calon Gubernur DKI Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bakal maju melalui jalur independen. Alasannya, Ahok tak sabaran menunggu rekomendasi dukungan dari PDIP untuk menggaet Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakilnya pada Pilkada 2017 nanti.
Baca juga:
PDIP munculkan nama Risma buat lawan Ahok
Pilih jalur independen, Ahok sebut semua politisi marah kecuali Mega
Ahok: Kalau tak bisa maju, saya dukung penuh kampanye Mas Djarot
PDIP: Kita harus menang lawan Ahok
Ahok sebut temanAhok khawatir partai hanya beri dukungan palsu
Siapa kader internal yang disiapkan PDIP lawan Ahok ?
Ini alasan Ahok lebih memilih 'temanAhok' ketimbang PDIP
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Siapa yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.