AHY Dinilai Sulit Angkat Elektoral Anies di Jatim dan Jateng, Ini Analisisnya
AHY memang figur dari latar belakang militer, tetapi belum tentu dipersepsikan kuat seperti layaknya Prabowo Subianto.
Bakal calon presiden dari NasDem Anies Baswedan disebut telah memilih Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden. Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo menilai figur AHY sulit mengangkat elektoral Anies. Konfigurasi Anies-AHY belum melengkapi nasionalis-religius.
"Kalau menurut saya begini, konfigurasi pasangan Anies-AHY, walaupun Anies ini dari kan sebenarnya enggak terlalu Islam, karena kan yang ngangkat bukan Partai Islam, dan AHY, Demokrat partai nasionalis," ujar Kunto kepada wartawan, Rabu (26/10).
-
Apa yang membuat publik curiga AHY adalah pasangan Anies di Pilpres 2024? Kabar rencana Anies mengumumkan calon pasangan pilpres setelah selesai ibadah haji sudah diketahui publik. Alasan inilah yang membuat publik curiga AHY adalah pasangan Anies.
-
Siapa yang disebut-sebut akan menjadi Cawapres Anies Baswedan? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Kapan Anies Baswedan dan AHY bertemu di bandara? Kami juga sempat ngobrol-ngobrol, bertukar cerita sambil menikmati kopi dengan putra-putri Mas Anies di Bandara Soekarno-Hatta tadi (22/6).
-
Kenapa publik menduga bahwa AHY akan menjadi pasangan Anies di Pilpres 2024? Desasu-desus soal AHY yang akan menjadi pasangan Anies di pilpres 2024 mendatang pun santer terdengar.
-
Kapan debat capres-cawapres 2024 akan dimulai? Diketahui, untuk debat capres-cawapres akan dimulai pada 12 Desember 2023 dan berakhir pada 4 Januari 2024 mendatang.
-
Mengapa PKS mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024? “Dengan kolaborasi yang baik antara partai pengusung dan relawan Anies, insya Allah kita bisa memenangkan Anies di Pilpres 2024 nanti,” harap Syaikhu.
Kunto mengatakan persepsi masyarakat akan sangat menentukan. Dari segi latar belakang, AHY belum begitu mewakili sosok militer.
AHY memang figur dari latar belakang militer, tetapi belum tentu dipersepsikan kuat seperti layaknya Prabowo Subianto.
"Kan beda nih, AHY dari militer, betul. Tapi kan apakah dia dipresepsi sama dengan Pak Prabowo yang sama-sama militer atau seperti bapaknya yang juga militer? Menurut saya belum tentu," kata Kunto.
Dosen komunikasi politik UNPAD ini menilai politik yang penting adalah persepsi. Bila berdasarkan persepsi terhadap AHY itu, akan sulit mengangkat elektoral Anies.
"Dan ini politik kan presepsi. Kalau menurut saya, persepsi terhadap AHY ini yang akan sangat susah mengangkat Pak Anies ini menurut saya," ujar Kunto.
Anies juga membutuhkan figur yang bisa mengambil suara pemilih dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua wilayah itu memiliki kantong suara paling besar di Indonesia.
Sementara, AHY dinilai belum begitu kuat di daerah ini. Misalnya, pemilih Demokrat di Jawa Timur belum tentu memilih AHY.
"Kalau dari hasil survei Jawa Timur bagian selatan. Pemilih Demokrat tidak otomatis memilih AHY," sebut Kunto.
Dia menjelaskan, pertimbangan Anies memilih AHY menjadi penting. Sebab, jika hitungan pragmatis harus bisa mencari cawapres yang menarik suara di dua daerah tersebut. Koalisi Anies ini selalu mengutamakan jargon perubahan.
"Nah, tapi kita sama-sama belum tahu nih perubahan mcam apa yang ditawarkan. Jadi ya menurut saya wakilnya harus bisa mencerminkan platform perubahan itu. Bukan hanya semata-mata menang," jelas Kunto.
(mdk/ray)