AHY: Kemenangan Khofifah di Pilgub Jatim untuk bahan Pilpres 2019
Meski dalam politik elektoral bergantung tokoh atau figur yang dijagokan, AHY tetap menegaskan bahwa mesin partai politik masih memiliki peran penting untuk meyakinkan masyarakat.
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut sukses Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Pilgub Jawa Timur 2018 menjadi bahan evaluasi menuju Pilpres 2019.
"Saya tentunya melihat, Jatim ini kisah sukses dalam Pilkada 2018. Sebenarnya kalau dikalkulasi jumlah konstituen partai politik pengusung Ibu Khofifah dan Mas Emil itu sekitar 42 persen," kata AHY usai bersilaturahmi di kediaman Khofifah, Jalan Jemursari, Surabaya, Minggu (1/7).
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
Sedangkan jumlah perolehan yang didata KPU (Komisi Pemilihan Umum) sampai hari ini, Khofifah-Emil memperoleh suara lebih dari 53 persen. "Artinya ada peningkatan jumlah konstituen."
AHY yakin ada suara Khofifah dan Emil yang berasal dari pendukung paslon lainnya. "Dapat mengkonversi jumlah konstituen partai politik pengusung, tetapi Ada pergeseran sekitar 11 persen dari pasangan nomor dua ke pasangan nomor urut satu. Nah 11 persen ini ada peningkatan," tegasnya.
Menurutnya, kemenangan Khofifah-Emil ini menjadi pelajaran berharga dalam kontestasi politik ke depan.
"Termasuk dalam Pemilu 2019. Bahwa pada akhirnya semua bergantung tokohnya, bisa saja kalau dikalkulasi secara kuantitatif, jumlah partai politik pengusung pasangan calon tertentu, jauh lebih besar secara konstituen, secara elektoral."
"Tetapi pada akhirnya, hasilnya bisa tidak serupa, bisa tidak match. Dan sekali lagi, kembali pada tokoh dan figur yang dijagokan atau diusung parpol-parpol tersebut. Dan kami bersyukur Bu Khofifah dan Mas Emil menang secara signifikan," tegasnya.
Meski dalam politik elektoral bergantung tokoh atau figur yang dijagokan, AHY tetap menegaskan bahwa mesin partai politik masih memiliki peran penting untuk meyakinkan masyarakat.
"Masyarakat tidak bisa dipaksa kalau memang menyukai calon tertentu yang berkapasitas dan berintegrasi," ucapnya.
Baca juga:
AHY: Kemenangan Khofifah di Pilgub Jatim untuk bahan Pilpres 2019
AHY tegaskan Demokrat akan kawal Khofifah-Emil hingga lima tahun ke depan
AHY gelar pertemuan tertutup dengan Khofifah di Surabaya
Bawaslu: Ada laporan politik uang di Sulsel, Lampung dan Jatim
Tri Rismaharini : Gus Ipul-Mbak Puti kalah karena dicurangi
Bentuk tim pencari fakta, Ulama minta selidiki intervensi kekuasaan di Pilgub Jatim