AHY Lantik Emil Dardak jadi Ketua DPD Demokrat Jatim
Setelah AHY mendapuk Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim, pesaingnya Bayu Airlangga memilih untuk mengundurkan diri dari partai berlambang mercy tersebut.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) melantik Emil Elestianto Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Periode 2022-2027 di Surabaya, Jumat (22/4) sore.
Proses pelantikan diawali pembacaan susunan pengurus oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, kemudian pembacaan sumpah jabatan yang dipimpin AHY dan diikuti seluruh pengurus yang dilantik. Selanjutnya, AHY menyerahkan bendera pataka kepada Emil Elestianto Dardak sebagai ketua.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Kapan AHY mulai bertugas sebagai ketua partai Demokrat? Sebelum bertugas sebagai ketua partai Demokrat di tahun 2016, AHY sempat menduduki pangkat Mayor.
“Saudara Emil Elestianto Dardak, saya serahkan bendera pataka sebagai simbol kebesaran dan muruah partai untuk dikibarkan serta membesarkan Demokrat ke seluruh Jawa Timur,” ujar AHY.
Ia mengucapkan selamat atas kepemimpinan Emil Dardak beserta pengurus dan diharapkan Demokrat di Jatim semakin sukses, maju serta berjaya pada Pemilu 2024.
“Jadikan acara ini sebagai momentum yang bukan semata formalitas. Di Jatim paling banyak kabupaten/kota (38 DPC), penduduknya juga banyak, dinamis, dan terbuka. Tapi, ini adalah tantangan yang tidak sedikit,” katanya.
“Mari teguhkan dan semangat bahwa Demokrat di Jatim kembali sukses,” tutur AHY menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Emil Elestianto Dardak menyatakan kesiapannya memimpin partai dan siap memenangkan Pemilu 2024, khususnya di provinsi setempat.
Politikus muda berusia 38 tahun yang juga Wakil Gubernur Jatim tersebut menegaskan bahwa segala proses yang sudah berlangsung selama ini menjadikan partai semakin solid dan kuat.
“Sekarang sudah tidak ada kubu Emil Dardak, tidak ada kubu Bayu Airlangga. Yang ada hanya kubu tegak lurus kepada AHY,” tutur dia.
Sementara itu, pada susunan pengurus DPD Partai Demokrat Jatim selama lima tahun ke depan, Emil Dardak akan dibantu 13 orang wakil ketua, di antaranya Nurwiyatno, Ali Afandi, Agus Dono, dan lainnya.
Posisi sekretaris dijabat Reno Zulkarnaen yang dibantu 10 wakil, antara lain Ratih Retnowati, Heri Budiono, Andreas Susanto, dan lainnya.
Sedangkan, jabatan bendahara diisi dr Agung Mulyono yang dibantu 12 wakil, di antaranya Subianto, Jalaludin Alham, Ratnadi Ismaon, Ine Listyani, dan lainnya.
Di posisi Ketua Bapilu Daerah dijabat Samwil, Ketua BPOKK Daerah dijabat Mugianto, Ketua Balitbang Daerah (Kuswanto), Ketua Bakomstra Daerah (Fatkhul Hadi), dan beberapa posisi lainnya.
Menantu Soekarwo Mundur
Persaingan kursi Ketua DPD Demokrat Jatim memanas. Setelah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapuk Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat Jatim. Pesaingnya Bayu Airlangga memilih untuk mengundurkan diri dari partai berlambang mercy tersebut.
Keputusan itu diambil, setelah Bayu merasa dizalimi terkait hasil Musda DPD Partai Demokrat Jatim.
"Saya memutuskan mundur dari Partai Demokrat per hari Kamis, 21 April 2022," kata Bayu.
Bayu mengatakan, dirinya mundur karena merasa dizalimi saat Musda Demokrat Jatim. Ia pun membulatkan tekad untuk tidak lagi bercokol di partai biru itu.
"Bagi saya, ketika saya dan tentunya para DPC pendukung saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kita ingat, saat pembukaan Musda, ketum AHY menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri, bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim," terangnya.
Sebelum mundur, dia meyakini Partai Demokrat sebagai partai yang demokratis. Namun, saat hasil Musda Demokrat Jatim tidak demokratis, tidak ada pilihan lain bagi Bayu selain mundur.
"Ada tanggung jawab moral, dan etika kepatutan berpolitik. Batas kepatutan itu tidak boleh diterjang seenaknya saja. Sebagai seorang kader yang menjunjung asas demokrasi, ketika demokrasi itu sendiri tidak ada di partai, saya memutuskan mundur dari Demokrat," ujarnya.
(mdk/ray)