Airlangga berharap PDI-P dan Golkar lebih banyak kegiatan bersama
Di sana juga dibahas adalah soal roadmap maritim yang menjadi salah satu tulang punggung pembangunan perekonomian di Indonesia.
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto menjadi pembicara di Rapat Koordinasi Bidang Nasional III Kemaritiman Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Acara itu digelar di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu 8 April 2018.
Airlangga menuturkan, salah satu alasan dia hadir dalam undangan tersebut adalah karena PDI-P dan Golkar terdapat banyak persamaan. Kata dia, salah satunya soal roadmap maritim yang menjadi salah satu tulang punggung pembangunan perekonomian di Indonesia.
-
Bagaimana caranya DPD I Golkar bisa mengganti Ketua Umum Airlangga Hartarto? Aturan mengenai pergantian ketum tercantum dalam anggaran dasar Partai Golkar dengan beberapa ketentuan. Salah satunya, apabila dua per tiga Pengurus Partai (DPD) Provinsi sepakat agar Munaslub dilaksanakan.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
"Ke depan diharapkan semakin banyak lagi kegiatan bersama, termasuk di dalamnya persiapan strategi pemenangan Pak Presiden (Jokowi), setelah Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) 2018," ucapnya.
Airlangga mengaku bahwa dia dan PDI-P sudah memiliki kedekatan sejak lama, terutama dengan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto. Jadi, kata dia, tak akan menjadi masalah besar ketika PDI-P dan Golkar bekerjasama dalam banyak kegiatan, termasuk dalam Pilpres 2019. "Jadi kami feeling-nya sudah sama," tutur Airlangga.
Dia juga menanggapi soal partai-partai lain yang sudah siap mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. Semakin banyak partai yang mendukung, kata dia, akan semakin baik dan akan semakin kuat di parlemen. "Tentunya nanti di parlemen akan semakin meningkat," ujarnya.
Baca juga:
Jusuf Kalla sarankan Airlangga sebagai Ketum Golkar hanya sampai 2019
Priyo Budi Santoso cari peluang lawan Airlangga di Munaslub Golkar
Sesuai dengan AD/ART, Nurdin sebut Airlangga tak bisa jabat Ketum Golkar sampai 2022
Idrus pasrah jika Airlangga copot posisinya sebagai Sekjen Golkar
GMPG minta Airlangga lakukan pergantian kepengurusan pasca Munaslub Golkar