Airlangga Dianggap Layak Dampingi Prabowo, Golkar: Realisasi Peleburan KKIR dan KIB
Golkar dan PAN kian dekat membangun koalisi bersama Gerindra dan PKB. Konfigurasi capres dan cawapres kini masih menjadi pembahasan antar parpol.
Golkar dan PAN kian dekat membangun koalisi bersama Gerindra dan PKB. Konfigurasi capres dan cawapres kini masih menjadi pembahasan antar parpol.
Ketua DPP Partai Golkar Nusron Wahid mengatakan, apabila Capres berasal dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), maka Cawapresnya berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang dilakukan Prabowo dan Gibran setelah tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Mereka pun langsung menuju ruang acara buka puasa di lantai dua, Kantor DPP Partai Golkar.
-
Apa yang diusung Prabowo Subianto dalam acara tersebut? Ketua Umum Pilar 08, Kanisius Karyadi, mengatakan bahwa kegiatan yang diikuti oleh 70 ribu lebih peserta ini merupakan bentuk dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam menjaga dan merawat Persatuan Indonesia, sejalan dengan Sila ke-3 Pancasila.
"Ya kan begini ya, kalau gagasannya itu adalah integrasi dua koalisi yaitu KIB dan KKIR, kan KKIR sudah mempunyai calon presiden yang pakem, yang tidak mau ditawar. Namanya Pak Prabowo Subianto," kata Nusron kepada wartawan di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5).
"Supaya ini (koalisi) bisa melebur, kan kita juga harus ada yang mau mengalah. Oke kalau begitu presidennya dari KKIR, tapi wakil presidennya dari KIB," sambungnya.
Orang yang dimaksud sebagai Cawapres untuk mendampingi Prabowo yakni Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar. Namun, KIB sendiri belum memutuskan siapa yang akan menjadi Capres-Cawapres.
"Ya KIB siapa biar diputus dalam KIB. Tapi tentunya karena saya orang Golkar, berkepentingan supaya KIB itu nanti yang muncul nanti nama Pak Airlangga Hartarto. Kenapa? Karena Airlangga merupakan Ketua Umum Golkar, dalam KIB, Golkar juga partai paling besar, wajar dong dan relevan begitu," ujarnya.
Terkait dengan koalisi empat partai tersebut menurutnya bagus. Karena, disebutnya diisi oleh partai besar.
"Ini (koalisi) kalau jadi bagus. Kenapa? Karena Gerindra secara suara pemenang nomor tiga, ini nomor dua, mempunyai presentasi. Di dalam KIR, Gerindra adalah partai paling besar, lebih besar dari PKB. Dalam KIB, Golkar adalah yang lebih besar daripada PAN saya kira fair," ungkapnya.
"Ketika nanti bagaimana rumusannya kalau proposalnya disetujui atau tidak disetujui ya namanya kan soal bagaimana nanti para empat ketua umum ini berunding," pungkasnya.
Sebelumnya, Partai Amanat Nasional menyatakan koalisi yang sedang dibangun bersama Gerindra, Golkar dan PKB berpeluang besar mengusung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden. Wacana pembentukan koalisi empat partai ini diungkapkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Keempat partai mendorong tokoh masing-masing untuk maju di Pilpres 2024. Gerindra mendorong Prabowo sebagai Capres. Golkar juga mengusulkan nama Airlangga Hartarto baik di posisi Capres atau Cawapres.
Sebelumnya, Ketum Golkar Airlangga Hartarto mengirimkan kode kuat untuk merapat ke Koalisi Prabowo Subianto. Sebab, Airlangga tiba-tiba bertanya tentang Prabowo kepada wartawan, padahal saat itu wawancara perihal nasib Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin mengatakan, kode dari Airlangga memang tampaknya menguatkan Golkar akan bergabung dengan poros Gerindra-PKB. Bahkan, menurut Ujang, Golkar memang lebih pas jika berkoalisi dengan poros Prabowo, ketimbang poros Ganjar Pranowo.
"Kemungkinan lebih sreg ke Prabowo, kenapa? Kalau dengan PDIP, Airlangga tidak bisa jadi Capres, karena sudah ada Ganjar. Cawapres pun berat kalau berkoalisi dengan PDIP," kata Ujang saat dihubungi merdeka.com, Selasa (13/6).
Sementara, ujar Ujang, peluang Airlangga dan Golkar di poros Prabowo masih terbuka lebar. Bisa saja Airlangga menjadi Cawapres dari Prabowo Subianto. Meskipun, Airlangga harus meyakinkan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
"Kalau dengan Prabowo masih punya kesempatan. Tapi ya harus didealkan dengan Cak Imin. Karena Cak Imin mati-matiaan juga ingin jadi Cawapresnya Pak Prabowo," tegas Ujang.
Namun perihal kecocokan, Ujang sepakat bahwa Golkar sebaiknya bergabung dengan Koalisi Prabowo dan Cak Imin. Menurut dia, sekalipun Golkar tak dapat kursi Cawapres, lebih pas jika berkoalisi dengan Prabowo.
"Dalam konteks koalisi soal nyaman, kenyamanan lebih bagus Golkar dengan Prabowo. Golkar tuh lebih cocok dan pas ke koalisi Gerindra-PKB. Kalau ke PDIP, Golkar jadi enggak dapat apa-apa. Itu persoalannya," ujar Ujang lagi.
Ditambah lagi, menurut Ujang, Cawapres Ganjar juga tampak telah dikunci oleh Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Kata dia, Megawati kelihatannya akan memilih cawapres Ganjar dari sosok Nahdlatul Ulama (NU).
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/rnd)