Akbar minta Setnov fokus Pilkada 2017 daripada dukung Jokowi di 2019
Akbar menilai, kebijakan Golkar dalam mendukung seorang capres harus dibicarakan oleh semua pihak di internal Golkar.
Anggota Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung meminta Ketua Umum Partai Golkar yang baru saja terpilih, Setya Novanto, tidak tergesa-gesa memutuskan Golkar mendukung Joko Widodo di Pemilu Presiden 2019 mendatang.
Akbar menyarankan agar Golkar fokus terlebih dulu mempersiapkan Pilkada serentak 2017. Sebab waktunya lebih dekat sehingga butuh konsolidasi di internal partai.
"Saya pikir sih kita konsolidasi dulu, persiapkan pilkada serentak 2017 dan pilkada serentak 2018. Barulah 2019 kita bicara pileg dan pilpres," ujar Akbar saat dihubungi, Selasa (24/5).
Akbar menilai, kebijakan Partai Golkar dalam mendukung seorang capres juga harus dibicarakan oleh semua pihak di internal Golkar. Sebab hal itu tidak bisa ditetapkan hanya berdasarkan keinginan Setya Novanto secara pribadi.
"Diajak DPD I dan II, dan kalau sudah waktunya diadakan rapimnas," ujar Akbar.
Akbar menilai, dalam mengutarakan pendapat pribadinya di media, Novanto sebagai ketua umum Golkar seharusnya bisa memisahkan mana hal yang dapat dikomentarinya secara pribadi, dan mana yang harus ditanggapi secara kolektif kelembagaan Golkar.
"Karena kalau keputusan kolektif tak diproses dalam mekanisme formal, orang bisa menyebut itu ada kepentingan dan akan mengganggu soliditas partai," pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Setya Novanto menyatakan bahwa partainya siap mendukung Presiden Joko Widodo jika ingin mencalonkan diri kembali sebagai presiden pada Pilpres 2019.
"Sepanjang rakyat mendukung Jokowi untuk menjadi presiden, saya selaku Ketua Umum Partai Golkar akan mendukung dan membela Jokowi," ujar Novanto di Gedung DPR, Kamis (19/5).
Baca juga:
Kembali ke Golkar, Nusron siap jika diminta Setnov jadi pengurus
Timses Akom minta kepengurusan Golkar akomodir semua pihak
Gagal jadi ketua umum, Akom minta jabatan Waketum Golkar
Setnov rampungkan susunan kepengurusan baru 10 hari lagi
Para caketum Golkar diisukan masuk dewan pembina, waketum dihapus
Loyalis Akom minta Setnov akomodir semua kubu di kepengurusan baru
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.
-
Apa alasan utama yang diutarakan oleh Hetifah Sjaifudian terkait penolakan Munaslub Partai Golkar? "Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan. Saya kira semua paham, Golkar hari ini masih tetap menghiasi landscape politik Indonesia," jelasnya.