Akbar Tandjung ingin antara Setnov dan Akom harus ada yang mengalah
Akbar Tandjung sebut antara Setnov dan Akom harus ada yang mengalah. Akbar menilai, tak mungkin dua politisi Golkar menjabat sebagai ketua DPR. Dia juga belum tahu alasan kenapa Setya Novanto harus kembali menjadi ketua DPR.
Politikus Senior Partai Golkar Akbar Tandjung mengaku belum tahu soal keputusan DPP Golkar yang ingin Setya Novanto (Setnov) kembali jadi ketua DPR. Dengan begitu, Ade Komarudin (Akom) yang juga Politikus Golkar harus lengser.
Akbar menilai, tak mungkin dua politisi Golkar menjabat sebagai ketua DPR. Dia juga belum tahu alasan kenapa Setya Novanto harus kembali menjadi ketua DPR.
"Ya kan nggak mungkin dua orang yang mimpin, tapi dicek dulu lah. Alasan-alasannya bagaimana, mengenai putusan (MK). Diselesaikan sebaik-baiknya, kan dua-duanya mereka orang Golkar, gimana caranya, harus selesaikan secara kekeluargaan musyawarah mufakat," kata Akbar saat menghadiri perayaan HUT Kosgoro 1957 di Gedung Smesco, Jaksel, Senin (21/11).
Akbar menilai, harus ada yang mengalah antara Setya Novanto dan Ade Komarudin soal posisi Ketua DPR ini. Oleh sebab itu, harus ada pembahasan lebih lanjut jika memang ingin menjadi Setya Novanto sebagai orang nomor satu di DPR.
"Jadi kalau mau dikembalikan ke Ketua DPR, tapi Ade Komarudin sudah ditetapkan sebagai ketua. Kan harus ada yang mengalah, ya harus dibicarkan internal partai, dibicarakan dengan baik-baik. Asalkan dua pihak sepakat," beber Akbar.
Namun, apabila nanti wacana itu terjadi, Akbar mengharapkan, Ade Komarudin dapat posisi yang layak.
"Ade Komarudin kan kader Golkar juga harus tempat yang wajar kan? Cuma kalau sudah DPR diganti, posisi apa lagi yang lain, harus dipikirkan. Karena dia (Ade) dulu jadi ketua DPR karena Setnov mundur kan? Tapi kalau sekarang diputusan dia kembali masuk, kan minta persetujuan fraksi-fraksi laen. Sudah ada kesepakatan itu?" tanya Akbar heran.