Akbar Tandjung Sebut Proses Pemilu Indonesia jadi Sorotan Dunia
Salah satu yang harus ditunjukkan ke masyarakat dunia adalah, meskipun dalam Pemilu nanti, pilihan politiknya berbeda. Kemudian dibalut dengan keragaman suku, agama, tapi semuanya harus tetap menyatu dan memelihara kebersamaan itu.
Ketua Dewan Penasihat Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Akbar Tandjung, mengingatkan Pemilu adalah mekanisme untuk memberikan kesempatan ke masyarakat menggunakan hak konstitusinya.
Tokoh politik senior ini, mengingatkan bahwa proses Pemilu Indonesia selalu menjadi sorotan dunia. Karenanya dia meminta agar seluruh elemen menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia kian menguat.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
Hal ini disampaikannya usai bertemu dengan Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir di kediamannya, Jakarta Selatan.
"Kita melihat bahwa kualitas dari pemahaman tentang demokrasi kita sudah makin menguat," ucap Akbar di Jakarta, Selasa (16/4).
Salah satu yang harus ditunjukkan ke masyarakat dunia adalah, meskipun dalam Pemilu nanti, pilihan politiknya berbeda. Kemudian dibalut dengan keragaman suku, agama, tapi semuanya harus tetap menyatu dan memelihara kebersamaan itu.
"Tetap saja, kebersamaan kita sebagai bangsa, dapat kita terus pelihara dengan baik," jelas Akbar.
Karena itu, masih kata mantan Ketua DPR RI ini, hak konstitusional rakyat tersebut harus dijaga betul, dengan cara memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), tanpa adanya gangguan apapun.
"Jadi kita harus mensukseskan dengan cara damai. Dan para tokoh bangsa, nasional, dan tokoh politik, menurut saya yang paling penting kepentingan nasional harus diutamakan," jelas Akbar.
Bukan People Power
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini, juga menyinggung soal adanya pihak-pihak yang ingin menggunakan people power, guna mementingkan kepentingan politiknya.
"Katakanlah people power, seolah ada keributan. Mana ada keributan. Enggak ada kan? Kalau kualitas demokrasi sudah meningkat, keributan dalam konteks konflik-konflik itu, saya yakin semakin kecil kemungkinan terjadi. Dalam politik memang ada kepentingan pasti. Manajemen konflik harus kita jaga," ungkap Akbar.
Dia menilai itu tidak relevan dengan menggunakan people power. Pasalnya, belum ada apa-apa, kemudian menaruh rasa curiga yang berlebihan, dan seakan-akan menginginkan adanya konflik.
"Hal itu kan sudah ada kecurigaan, sudah ada prasangka yang jelek. Ini prasangka harus kita hilangkan apalagi para tokoh pemimpin, dan pemimpin harus utamakan kepentingan bangsa negara rakyat, bukan kepentingan kelompok saja," jelasnya.
Karenanya, dia meminta semua pihak menerima semua hasilnya. Dan menghormati mekanisme yang seusai dengan aturan berlaku.
"Pokoknya kita semuanya harus menghormati hasilnya. Dan kita harus punya prasangka baik," kata Akbar.
Dia pun bercerita, soal pertemuannya dengan Erick Thohir. Menurutnya hanya sekedar bersilahturahmi semata.
"Silahturahmi saja dan berikan apresiasi kepada saya sebagai senior, dan adik-adik saya yang berkiprah di HMI, dan pada waktu itu eksponen alumni HMI yang memberikan dukungan pada capres Jokowi-Maruf," jelas Akbar.
Di tempat yang sama, Erick pun menegaskan, dalam pertemuan kali ini memang tak ada yang spesial.
"Tida ada yang surprise. Hanya bertemu dengan tokoh bang Akbar. Selain tokoh golkar, beliau juga tokoh di HMI. Kita semua berharap pemilu lancar," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Baca juga:
KPU Pantau Pelaksanaan Pemilu 2019 di Rutan Cipinang
1.110 Narapidana Mencoblos Pemilu 2019 di 7 TPS Rutan Cipinang
Megawati Nobar Quick Count Pemilu 2019 Bareng Menteri Kabinet Jokowi
Jusuf Kalla: Kita Harapkan yang Terbaik untuk Nomor 01
Tunggu Quick Count Pilpres 2019, Sandiaga Akustikan Bareng Ferdinand
Senyum Jokowi Pamer Kelingking Bertinta Usai Nyoblos