Akbar Tandjung Senang Airlangga dan Bamsoet Berdamai
Akbar Tandjung Senang Airlangga dan Bamsoet Berdamai. Dia ingin agar Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar dapat berjalan dengan lancar dan tak ada hambatan apapun. Jika mengikuti AD/ART yang ada, Munas Partai Golkar akan dilaksanakan pada Desember 2019.
Politisi senior Partai Golkar Akbar Tandjung merasa senang mendengar kabar tak ada lagi perseteruan antara Airlangga Hartarto dengan Bambang Soesatyo (Bamsoet). Terlebih, dalam perebutan kursi untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
"Saya bersyukur kalau mereka sudah damai dan Airlangga sudah sampaikan kepada saya," kata Akbar Tandjung usai menghadiri Milad KAHMI di Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Minggu (29/9) malam.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
Dengan begitu, ia ingin agar Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar dapat berjalan dengan lancar dan tak ada hambatan apapun. Jika mengikuti AD/ART yang ada, Munas Partai Golkar akan dilaksanakan pada Desember 2019.
"Dalam suasana bangga itu, harapan saya Munas akan datang itu berjalan dengan lancar, menghasilkan pendapat-pendapat dan pikiran-pikiran pandangan yang bisa dijadikan dasar untuk dapat tingkatkan kiprah Golkar kedepan," ujarnya.
Selain itu, ia berharap agar Partai Golkar dapat menjadi pemenang pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. Terlebih, ia mengaku bahwa Partai Golkar pernah menjadi pemenang pada 2004 lalu.
"Harapan saya 2024 insya Allah jadi pemenang. Karena itu penting soliditas tokoh-tokoh dan petinggi Golkar, dan penguatan kelembagaan Golkar, penyiapan kader Golkar dalam rangka menyongsong agenda-agenda nasional kita terutama pemilu 2024.
"Kader-kader generasi muda yang sejalan dengan aspirasi dan meyongsong milenial kedepan," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo Bertemu, Jumat (27/9). Hasilnya, Bamsoet memutuskan mendukung pencalonan Airlangga di Munas Golkar.
Bamsoet menjelaskan, hal ini dilakukan guna menjaga soliditas partai. Terlebih saat ini tengah terjadi berbagai isu di Tanah Air yang butuh perhatian elite politik.
"Untuk sementara ini, saya coolling down dulu. Memutuskan untuk mendukung pencalonan beliau (Airlangga)," jelas Bamsoet kepada merdeka.com, Sabtu (28/9).
Dia tak ingin kegaduhan terjadi di internal Golkar menambah beban Presiden Jokowi. Ditambah, kondisi dan situasi negara yang tengah menghadapi banyak persoalan.
Golkar sebagai partai pemerintah, harus mendukung dan menjaga stabilitas politik Jokowi. Terlebih jelang pelantikan Jokowi-Ma'ruf Amin 20 Oktober nanti.
Bukan cuma itu, Bamsoet juga akhirnya menerima tawaran untuk menjadi Ketua MPR dari Golkar. Hal itu yang ditawarkan oleh Airlangga dalam pertemuan semalam.
"Beliau meminta saya jadi calon ketua MPR," tambah Ketua DPR itu.
Untuk pencalonan di Munas Golkar 2019, Bamsoet sekali lagi menegaskan ingin menjaga soliditas partai.
"Saya cooling down dulu, karena pertarungan pendukung saya dan beliau keras sekali," tutup dia.
Baca juga:
Rekonsiliasi Ketum Golkar Airlangga dan Bambang Soesatyo Muncul Tanpa Syarat
Bamsoet 'Cooling Down', Bersisa Kelas Ringan vs Kelas Berat di Munas Golkar
Bamsoet Putuskan Dukung Airlangga di Munas Golkar
Bertemu Semalam, Airlangga dan Bamsoet Setuju Jaga Kekompakan Demi Golkar