Analisis LSI Penyebab Suara Ganjar Anjlok di Pilpres 2024
Hasil penghitungan sementara atau real count KPU menunjukan perolehan suara Ganjar-Mahfud di bawah Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
Hasil penghitungan sementara atau real count KPU menunjukan perolehan suara Ganjar-Mahfud di bawah Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.
- Real Count KPU Suara Masuk 78,1%: Anies 24,49%, Prabowo 58,83% dan Ganjar 16,68%
- Analisis Lengkap Dua Lembaga, Penyebab Suara Ganjar-Mahfud Anjlok Versi Quick Count Pilpres 2024
- Relawan Ganjar-Mahfud Minta KPU Gelar Pencoblosan Ulang dan Diskualifikasi Prabowo-Gibran
- Analisis Anomali Suara Ganjar-Mahfud Kecil saat PDIP Nomor Satu di Pileg
Analisis LSI Penyebab Suara Ganjar Anjlok di Pilpres 2024
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menjelaskan alasan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD anjlok di Pilpres 2024.
Menurut Djayadi, penyebab suara Ganjar-Mahfud anjlok itu lantaran Ganjar tidak mampu mempertahankan pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) di PDI Perjuangan.
Djayadi mengatakan, suara pemilih Jokowi di PDI Perjuangan tersebut justru memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Pemilih Jokowi sekaligus juga memilih PDIP itu terus mengalami penurunan dan rupanya yang mengalami kenaikan akibat adanya penurunan dukungan kepada Ganjar dari basis pemilih Jokowi yang PDIP itu adalah pasangan Prabowo Subianto," kata Djayadi dalam paparannya secara online dalam rilis Persepsi Publik Tentang Pelaksanaan Pemilu 2024, Minggu (25/2).
"Jadi salah satu penjelas mengapa pasangan Ganjar H-3 tidak mampu memenangkan pertarungan atau suaranya seperti itu antara lain karena mereka tidak mampu mempertahankan loyalitas pemilih PDIP untuk memilih pasangan yang diajukan oleh PDIP (Ganjar-Mahfud)" imbuh Djayadi.
Tak hanya itu, Djayadi mengatakan, suara pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 yang bukan berasal dari PDI Perjuangan juga lebih memilih Prabowo-Gibran ketimbang Ganjar-Mahfud. Sehingga, Djayadi tak heran Prabowo-Gibran mampu memperoleh suara sangat tinggi di Pilpres 2024.
"Sebaliknya pemilih Jokowi-Ma'ruf di 2019 lalu yang bermigrsi itu terus menerus sampai dengan hari H itu migrasinya ke Prabowo, sehingga saat ini mencapai 66 persen dari pemilih Jokowi-Ma'ruf yang 2019 lalu yang non PDIP memilih 02," ujar Djayadi.
Selain memilih Prabowo-Gibran, Djayadi menjelaskan pemilih Jokowi-Ma'ruf Amin di luar PDI Perjuangan memilih pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Hal itu menjadi alasan Anies-Cak Imin berada di posisi kedua perolehan suara di Pilpres 2024.
"Sedangkan sebagian dari pemilih Jokowi-Ma'ruf yang non-PDIP tu sebagian juga berpindah ke pasangan Anies walaupun tidak sebanyak yang dialami oleh 02. Itulah yang menjelaskan mengapa Anies keluar sebagai pemenang kedua," kata Djayadi.