Analisis: Pamer Didukung Jokowi dan Prabowo Justru Bumerang Buat Ridwan Kamil?
Ridwan Kamil memamerkan kedekatan dan dukungan Presiden ke-7 RI Jokowi jelang masa pencoblosan Pilkada Jakarta.
Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil memamerkan kedekatan dan dukungan Presiden ke-7 RI Jokowi jelang masa pencoblosan Pilkada Jakarta. Strategi ini disoroti oleh Direktur eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Terbaru, Ridwan Kamil menunjukkan kepada publik pertemuannya dengan Jokowi di area Cempaka Putih pada Senin malam kemarin. Di momen itu, Jokowi secara terbuka menunjukkan dukungannya bagi Ridwan Kamil.
- Ridwan Kamil Pamer Kedekatan dengan Jokowi: Saya Membersamai Beliau jadi Presiden 10 Tahun
- Ridwan Kamil Akui Pertemuan dengan Prabowo dan Jokowi Bahas Dukungan di Pilkada Jakarta
- Ridwan Kamil Libur Kampanye Demi Hadiri Pisah Sambut Jokowi-Prabowo di Istana
- Bisik-Bisik Prabowo Buat Ridwan Kamil Terkuak Bocoran Pesan Kuat di Pilkada Jakarta
Yunarto menyarankan Ridwan Kamil kembali turun ke masyarakat di detik-detik akhir Pilkada Jakarta ketimbang mencari dukungan dari para tokoh seperti Jokowi hingga Prabowo Subianto.
"Ini justru bisa menjadi bumerang. Lebih baik Ridwan Kamil turun ke masyarakat dan bertemu tokoh-tokoh lagi karena lagi-lagi kalau kita baca untuk tingkat pengenalan, Ridwan Kamil unggul dibandingkan Mas Pramono," ujar Yunarto ketika dihubungi, Rabu (20/11)
Meski tingkat popularitas Ridwan Kamil cukup tinggi di Jakarta, kata Yunarto, elektabilitas RK-Suswono masih kalah dari Pramono Anung-Rano Karno pada sejumlah Lembaga survei.
Dalam survei SMRC 31 Oktober-9 November 2024, elektabilitas RK-Suswono kalah dari Pramono-Rano Karno. Ridwan Kamil (RK)-Suswono 39,1 persen, sementara Pramono-Rano mendapatkan dukungan 46 persen.
Berikutnya, pada survei LSI yang digelar 10-17 Oktober 2024, Pramono-Rano kembali unggul dengan elektabilitas 41,6%, disusul Ridwan-Suswono 37,4%.
Menyusul survei-survei RK-Suswono, Yunarto menyayangkan Ridwan Kamil yang kurang fokus dan gencar membangun kedekatan kepada warga Jakarta di akhir masa kampanye.
"Seharusnya Ridwan Kamil melakukan kegiatan yang membuat ikatan secara emosional. Bukan lagi-lagi glendotan ke Pak Jokowi, Pak Prabowo atau kepada influencer. Saya sayangkan strategi ini," katanya.
Dampak Anies-Ahok bagi Pramono-Rano
Yunarto juga menyoroti dampak luar biasa dari dukungan dua mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Basuki T Purnama berada terhadap Pramono-Rano. Apalagi kedua pendukung dari kedua tokoh tersebut sangat fanatik.
Pramono Anung-Rano Karno bertandang ke kediaman Anies Baswedan, Jumat (15/11). Pramono memastikan pertemuan berlangsung dari hati ke hati. Dari pertemuan itu, ada sinyal kuat Anies mendukung Pramono-Rano di Jakarta.
Yunarto meyakini paslon PDIP itu bakal mendapat limpahan suara besar dari dua mantan Gubernur Jakarta tersebut.
"Pertemuan Anies dan Ahok, buat saya menjadikan cerita ini bisa diterima oleh semua kalangan. Kita pernah punya sebuah kisah, meski dulu saya meragukan, bisa bersatunya pemilih Jokowi dan Prabowo, itu bisa terjadi dalam waktu sangat cepat," kata Yunarto.
Akan tetapi, kata Yunarto, meski masyarakat mudah terbawa tensi panas Pilkada Jakarta, tetapi mereka mudah untuk disatukan Kembali usai pesta demokrasi itu selesai. "Narasi sinetron lah ya. Ujung-ujungnya happy ending," pungkasnya
RK Pamer Kedekatan dengan Jokowi
Ridwan Kamil (RK) mengaku bahagia didukung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pilkada Jakarta 2024. Terlebih, dukungan diumumkan Jokowi secara luas ke publik di detik akhir masa kampanye.
"Tidak bisa dipungkiri bahagia sekali di saat memang detik-detik, minggu-minggu terakhir, kehadiran mantan Presiden, mantan Gubernur DKI," kata RK di Kaizen Heritage, Jakarta Pusat, Senin (18/11).
Selain itu, RK bilang bersahabat lama dengan Jokowi. Dia berujar telah membersamai Jokowi selama dua periode Jokowi menjabat Presiden.
"Kami bersahabat sudah lama, zaman saya wali kota. Sebelum saya wali kota, beliau hadir sebagai wali kota. Saat saya wali kota, beliau hadir sebagai Gubernur, kemudian membersamai sampai beliau Presiden 10 tahun, kemudian di IKN. Itulah hubungan kami," jelasnya.