Asal tak langgar konstitusi, Demokrat tak permasalahkan Jokowi-JK jilid II
Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan tak mempermasalahkan wacana pengusungan kembali Joko Widodo dengan Jusuf Kalla (JK), selama tidak berbenturan dengan undang-undang. Meski begitu dia menyerahkan keputusan berada di tangan masyarakat.
Wakil Ketua Umum Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mengatakan tak mempermasalahkan wacana pengusungan kembali Joko Widodo dengan Jusuf Kalla (JK), selama tidak berbenturan dengan undang-undang. Meski begitu dia menyerahkan keputusan berada di tangan masyarakat.
"Kalau misalnya memang itu tidak melanggar konstitusi dan dibolehkan atau ada amandemen dan sebagainya, ya kami dengan senang hati yang penting kan sebenarnya untuk masyarakat, masyarakat, harus lebih sejahtera lebih baik," ujar Nurhayati di Kompleks Parlemen, Jakarta Selatan, Selasa (27/2).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
Diketahui JK sudah dua kali menjadi cawapres ketika bersama Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi. Hal ini dinilai berbenturan dengan Pasal 7 UUD 45. Dalam pasal itu menyatakan hanya presiden dan wakil presiden hanya bisa memegang dua kali masa jabatan. Wacana duet kembali Jokowi-JK muncul ketika Rakernas PDIP lalu.
JK sendiri sudah pernah menyatakan tak berniat maju lagi lantaran sudah tua. Dia menyerahkan kepada anak-anak muda untuk memimpin bangsa. Nurhayati menilai umur sebenarnya bukan halangan bagi JK untuk maju. Namun, dia kembalikan lagi masyarakat lah yang menentukan apakah mantan Ketum Golkar itu pantas maju kembali menjadi wakil presiden.
"Kan semua yang mau nyapres mudah-mudahan sehat. Kita yakin masyarakat yang menentukan," kata dia.
Nurhayati menilai pemerintahan Jokowi-JK tak luput dari kekurangan. Meski hal tersebut, bukan jadi alasan mereka tak bisa maju kembali.
"Tentunya yang kami selalu cermati penegakan hukum yang berkeadilan. Proses demokrasi berjalan dengan baik dan kami yakin Pak Jokowi-JK juga akan memelihara demokrasi dan proses penegakan hukum yang berkeadilan," ujarnya.
Baca juga:
Mencari penantang terkuat Jokowi selain Prabowo
Demokrat sebut AHY cocok dampingi Jokowi di Pilpres 2019
Partai dan tim internal Jokowi mulai godok nama calon wakil presiden
Cawapres terbentur aturan, JK dinilai lebih baik maju jadi capres
KPU sebut JK tak boleh lagi jadi Cawapres