Bawaslu akui kurang sosialisasi soal pelanggaran kampanye
Bawaslu mengakui tidak memiliki kemampuan untuk memberantas atribut kampanye yang melanggar ketentuan.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengakui kurang melakukan sosialisasi, terutama mengenai pelanggaran kampanye. Namun demikian, Bawaslu berjanji akan lebih aktif lagi ke depannya.
"Memang kurang sosialisasi, hal itu yang membuat Bawaslu aktif sosialisasi," kata komisioner Bawaslu, Daniel Zuchron saat diskusi 'Pelanggaran Kampanye Teramputasi, Antara Sosialisasi dan Negosiasi' di kantor Bawaslu, Jakarta, Jumat (6/12).
Daniel mengakui, masalah terberat dari Bawaslu ialah mengenai pelanggaran Pemilu. Terutama atribut kampanye yang memakai fasilitas umum.
Pihaknya mengakui tidak memiliki kemampuan untuk memberantas atribut kampanye yang melanggar ketentuan.
"Pengawas Pemilu tidak dilatih secara fisik untuk mencabut alat peraga, karena itu memang mengganggu ruang publik," ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap pihak lain bisa bekerja sama menangani persoalan tersebut. Terutama di daerah-daerah.
"Melakukan pencabutan bersama, terjun bareng antara Bawaslu, KPU dan Pemda. Banyak juga di daerah yang eksekusinya lemah," tutupnya.