Beda dengan PKS, NasDem Buka Opsi Anies jadi Cawapres Ganjar
PDIP mendorong duet Ganjar dan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
NasDem menyebut, peluang Anies menjadi cawapres mengikuti dinamika politik.
Beda dengan PKS, NasDem Buka Opsi Anies jadi Cawapres Ganjar
Partai NasDem melihat peluang Anies Baswedan menjadi calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo tidak tertutup. Hal itu menanggapi pernyataan Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang menilai Ganjar Pranowo cocok menggandeng Anies Baswedan. Ketua DPP NasDem Taufik Basari mengatakan, dinamika politik masih akan terus terjadi sampai pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden pada Oktober 2024. Komunikasi dengan PDIP pun tidak terhalang.
"Ini juga menunjukkan semuanya masih sangat dinamis, nanti kita lihat saja proses dinamika yang terjadi dalam beberapa waktu ke depan,"
ujar Taufik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (22/8).
Untuk saat ini, NasDem tetap mendorong Anies Baswedan sebagai calon presiden. Namun, peluang Anies menjadi calon wakil presiden diakui Taufik tidak tertutup tergantung bagaimana dinamika politik.
"Kita sampai saat ini mendorong pak Anies sebagai calon presiden karena kita melihat bahwa masyarakat kita melihat sosok seperti Pak Anies memimpin bangsa ini. Dan kita sangat percaya mas Anies sangat mampu untuk memimpin bangsa ini sebagai presiden," jelasnya. "Saya hanya bisa mengatakan bahwa dalam politik ini semua akan berdinamika sehingga kita tidak bisa memastikan suatu hal ketika proses ini berjalan, semuanya akan terlihat ketika pendaftaran bulan Oktober. Jadi kita menghormati adanya pandangan berbagai orang," lanjut Taufik.
Wacana PDIP memasangkan Ganjar dengan Anies itu, dinilai Taufik, sebagai bentuk sejuknya hubungan antar partai. Karena masing-masing kubu sama sekali tidak ada pertentangan yang keras.
"Yang jelas yang paling penting adalah meskipun masing-masing sudah semakin jelas posisi dukungannya kita harus sama-sama mendorong agar pilpres ini berjalan dengan aman dan tanpa ada satu pertentangan dari kubu yang sangat keras yang membuat perpecahan di kalangan masyarakat," jelas Taufik. "Ini yang harus ditunjukkan oleh para elite meskipun pilihan kita masing-masing berbeda tapi tetap kita harus guyub bersama," sambung dia.
Sementara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menolak duet Ganjar dan Anies di Pilpres 2024. PKS menegaskan tetap berkomitmen bersama partai NasDem dan Demokrat tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Perbaikan menyokong Anies Baswedan sebagai capres bukan cawapres. PKS menganggap wacana Ganjar diduetkan dengan Anies sah-sah saja. Namun PKS menegaskan tidak akan tergoda Anies yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta dijadikan sebagai cawapres.
"PKS tidak tergoda untuk menjadikan Pak Anies hanya sebagai cawapres, kita menginginkan beliau sebagai Capres untuk menghadirkan perubahan untuk bisa lebih baik,"
kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid di gedung Parlemen Jakarta, Selasa (22/8).
Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah menyebut terbuka peluang komunikasi dengan Partai NasDem untuk membahas wacana memasangkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan. Jalur komunikasi itu bisa melalui Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Bisa saja, pembicaraan dibuka dengan kanal-kanal itu, mbak Puan juga berkomunikasi dengan AHY,"
kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/8).
Tetapi, keputusan apakah Ganjar bakal berpasangan dengan Anies Baswedan itu harus disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ganjar sendiri. "Tapi penafsiran akhir adalah tetap kita serahkan kepada Pak Ganjar, Bu Megawati bersama partai-partai yang lain," ujar Said.