Bela Setnov, Fadli Zon minta Wapres tak panas-panasi suasana
Fadli Zon: Namanya orang ngobrol, nama Tuhan disebut juga biasa saja.
Iklim politik tanah air kembali memanas seiring mulai diusutnya laporan Menteri ESDM Sudirman Said ihwal permintaan saham PT Freeport Indonesia yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto dengan dalih akan diberikan ke Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Sidang etik mulai digelar dengan menghadirkan Sudirman Said dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Suasana semakin panas setalah rekaman pembicaraan antara Maroef Sjamsoeddin, Setya Novanto dan pengusaha Riza Chalid dibuka dan diperdengarkan ke publik. Rangkaian peristiwa itu memicu komentar banyak orang, tak terkecuali Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saat berpidato dalam acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Gedung Nusantara V, Wapres Jusuf Kalla seolah menyindir Setya Novanto yang tak hadir di tengah-tengah pimpinan lembaga negara.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membela koleganya dari sindiran Wapres JK. Dia justru balik menyerang wapres yang dituding sebagai beking Sudirman Said melaporkan Setya Novanto.
"Saya kira wapres harus cermat dan jangan memanas-manasi Sudirman said, dan ini bisa diselesaikan dengan baik jangan memaksakan ada yang tidak ada dan yang nggak ada menjadi ada," sindir Fadli Zon.
Dia juga membela Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang dalam rekaman namanya sempat disebut. Demikian juga dengan nama Menko Polhukam Luhut Pandjaitan yang disebut paling banyak dalam pembicaraan itu. Menurut Fadli, meski nama Prabowo disebut tapi tidak ada kaitannya dengan kasus ini.
"Ya namanya nyebut ya obrolan ya biasa-biasa saja, karena itu masalah pilkada dan revisi uu Pilkada. Kalau orang ngobrol itu bisa menyebut nama siapa saja. Ya namanya orang ngobrol nama Tuhan juga disebut biasa saja," singkatnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir ketidakhadiran Ketua DPR Setya Novanto dalam acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi, di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan. Menurut JK, ke depan dalam acara-acara resmi resmi yang akan hadir dalam lembaga legislatif hanya dua.
"Nanti hanya ketua DPD dan MPR yang hadir karena yang satunya (ketua DPR) sudah hilang," kata JK yang disambut tawa hadirin, Kamis (3/12).
Wapres Jusuf Kalla menegaskan Presiden Jokowi bertekad membersihkan siapa saja terlibat dalam kasus dugaan pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres JK yang dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto sebagaimana dipertontonkan dalam sidang MKD.
"Saya dan Presiden Jokowi, setelah melihat semalam, kita bertekad akan membersihkan hal ini. Kita harus tegas. Kita tidak bisa berjalan mundur lagi," ucapnya.
(mdk/noe)